INDOSPORT.COM - Tak mudah memulihkan mental dari trauma kecelakaan pesawat terbang yang hampir mengakibatkan nyawa melayang. Kejadian semacam ini bahkan bisa membuat seseorang mengalami trauma seumur hidup.
Acungan jempol patut ditujukan kepada dua legenda Manchester United, Matt Busby (pelatih) dan Bobby Charlton (striker). Keduanya selamat dari kecelakaan tragis yang belakangan dikenal dengan istilah Tragedi Munich 1958.
Insiden tersebut menewaskan 23 dari 44 penumpang, delapan di antaranya adalah pemain Manchester United. Busby dan Charlton masih mujur karena selamat tanpa harus mengalami amputasi, terluka parah, atau menderita cedera serius.
Pemulihan fisik barangkali berlangsung cepat, namun mental butuh waktu. Perlahan tapi pasti, Busby dan Charlton membawa Manchester United bersinar lagi dan mulai memenangi trofi lagi terhitung Piala FA 1963 alias lima tahun pasca-Tragedi Munich.
Performa Manchester United semakin bagus menyusul kedatangan pilar-pilar baru seperti Alex Stepney (kiper), David Sadler (bek), Nobby Stiles (gelandang), dan George Best (striker).
Mereka melengkapi kekuatan tim dalam upaya menuntaskan misi merajai Eropa yang sempat tertunda akibat Tragedi Munich. Manchester United mentok di semifinal Piala Champions edisi 1957-1958 atau tiga bulan setelah kecelakaan pesawat.
Kesempatan emas datang ketika Manchester United menembus final Piala Champions 1967-1968, kurang lebih sekitar satu dekade setelah Tragedi Munich. Rival yang harus disingkirkan untuk dapat merengkuh Trofi Si Kuping Besar adalah Benfica.
Berbeda dengan sekarang, Benfica era 1960-an sangat disegani setiap lawan lantaran memiliki pemain-pemain top sekaliber Jose Augusto, Mario Coluna, dan Eusebio.
#OnThisDay in 1968, Busby's boys were finally crowned the kings of Europe 🏆
— Manchester United (@ManUtd) May 29, 2020
Wembley witnessed goals from @SirBobby (2), George Best and Brian Kidd as we beat Benfica 4-1 ✨#MUFC pic.twitter.com/qGbj3LLFPs
Klub berjulukan As Aguias alias Si Elang ini juga pernah menjuarai Piala Champions secara beruntun sekaligus menyudahi dominasi Real Madrid (1960-1961, 1961-1962).
Meski begitu, pertandingan berlangsung seimbang, 29 Mei 1968. Manchester United membuka skor pada menit ke-53 lewat ayunan kepala Bobby Charlton sebelum Benfica menyamakan kedudukan via sepakan jarak dekat Jaime Graca (79’).
Skor 1-1 bertahan hingga babak kedua kelar sehingga pemenang mesti ditentukan via perpanjangan waktu. Di sinilah Manchester United menggila dan menyarangkan tiga gol tambahan berkat aksi Best (92’), Kidd (94’), dan torehan kedua Charlton (99’).
Rasa lelah dan penat usai melewati 90 menit waktu normal seolah menghilang selepas meninggalkan ruang ganti menuju lapangan guna menjalan babak ekstra. Keadaan ajaib ini diakui sendiri oleh sang pelatih.
“Para pemain sungguh membuat saya bangga. Mereka masuk ke dalam lapangan dan memperlihatkan semangat juang tinggi sesuai karakter sejati Manchester United. Inilah momen paling indah sepanjang hidup saya,” kata Sir Matt Busby seperti dikutip dari BBC Sport.