Mengenal Brentford, Tim Kuda Hitam Asal London yang Bakal Mengguncang Liga Inggris
Jika Anda pernah mendengar FC Midtjylland, Anda seharusnya tahu soal Brentford. Sebab, kedua tim ini dimiliki oleh Matthew Benham dan Rasmus Ankersen.
Kedua sosok tersebut berhasil membawa FC Midtjylland mendobrak Eropa. Dan di 2021 ini, baik Benham dan Ankersen berhasil mmbawa Brentford mendobrak Liga Inggris.
Seperti yang pernah dibahas di artikel INDOSPORT berjudul ‘FC Midtjylland: Klub yang Lahir dari Kebencian dan Tumbuh di Tangan Pejudi’, telah dijabarkan profil dari Benham sendiri.
Matthew Benham merupakan pejudi profesional. Ia juga seorang analis sepak bola dan menggunakan kemampuannya untuk kebaikan klub.
Brentford mendapat berkah dari sosok Benham sendiri. Apakah Anda asing dengan nama Neal Maupay dan Oliie Watkins? Keduanya adalah hasil analisis dari Benham sendiri.
Kedatangan Benham membuat Brentford merombak kebijakan klubnya. Salah satunya adalah menutup akademi klub.
Bukan tanpa alasan Benham melakukan hal tersebut. Baginya, akademi klub tak membawa keuntungan besar bagi Brentford.
Kebijakan menghapus akademi ini membuat Benham membentuk Brentford B. Alih-alih memproduksi bakat muda, The Bees di bawahnya lebih memilih mendatangkan pemain tak terkenal atau buangan klub lainnya.
Maupay dan Watkins menjadi contoh nyata. Bahkan yang teranyar ada nama Ivan Toney, top skor Brentford dan pemecah rekor Divisi Championship 2020/21 yang merupakan buangan Newcastle United.
Bahkan berkat Brentford nama-nama ‘buangan’ itu bisa mendapat klub profesional apik. Contoh Maupay yang diboyong Brighton serta Watkins dan Ezri Konsa yang diboyong Aston Villa.
Dengan kebijakan ini, Benham membuat Brentford mendapat keuntungan berlipat ganda dari bisnis jual beli pemain hingga keuntungan 15 juta poundsterling setiap tahunnya.
Untuk pelatih, Brentford sendiri ditukangi oleh Thomas Frank. Pelatih asal Inggris yang lebih banyak menghabiskan karier melatih di Denmark itu, naik pangkat pada 2018 lalu setelah Dean Smith diculik Aston Villa.
hampir tiga tahun sudah dirinya menukangi Brentford. Dan progress terus ia tunjukkan kendati setiap bintangnya ‘dipreteli’ dan dilepas.
Di musim perdananya, ia hanya mampu membawa Brentford berada di tempat kedelapan Divisi Championship 2018/19 dengan 59 gol dan 53 kebobolan.
Semusim berselang yakni di musim 2019/20, Brentford ia bawa finis di tempat ketiga Divisi Championship dengan torehan apik yakni memasukkan 80 gol dan kebobolan 38 gol saja. Sayangnya, The Bees gagal promosi karena tumbang di final Playoff melawan Fulham.
Di 2020/21 ini, Frank mampu membawa Brentford finis di tempat ketiga lagi dengan torehan 79 gol dan kebobolan 42 gol. Namun, kini ia berhasil promosi berkat kemenangan atas Swansea di final Playoff.
Melihat torehan itu, bisa dikatakan Frank merupakan pelatih bertipikal menyerang. Buktinya, setiap bomber yang ia tukangi mampu menorehkan catatan fantastis.
Untuk bintang andalan, Brentford tentu akan mengandalkan Ivan Toney yang tak lain top skor mereka musim ini di Divisi Championship dengan 31 gol alias sebuah rekor di kasta kedua.
Andai Toney tak digoda klub lainnya, Brentford diyakini bisa berbicara banyak pada Liga Inggris musim depan. Apalagi, dengan adanya Brentford, kini Liga Inggris akan dihuni tim dan eks tim promosi bertipikal menyerang, salah satunya Leeds United.