Bedah Formasi Tottenham di Bawah Era Antonio Conte, Kane Jadi Kian Gacor!
Sementara di posisi tiga gelandang, kemungkinan bakal ditempati Tanguy Ndombélé, Pierre-Emile Höjbjerg dan Dele Alli. Peran kunci akan dipegang Pierre-Emile Höjbjerg sebagai holding merangkap box to box midfielder.
Tugasnya pun cukup berat, selain memutus serangan juga jadi orang pertama yang mengalirkan bola saat tim melakukan counter attack. Jika melihat statistiknya musim lalu, Höjbjerg diprediksi mudah mengemban tugas ini.
Mungkin yang jadi permasalahan ada di sektor mezzala. Dalam taktik Conte, kehadiran mezzala memang sangat wajib, bahkan saat di Inter Milan posisi di sektor ini sangat sulit tergantikan.
Tanguy Ndombélé yang musim lalu kerap bermain sebagai attacking midfielder, kemungkinan cocok ditempatkan di posisi ini. Sementara Dele Alli, berpotensi besar temukan kembali top performance nya.
Situasi Dele Alli mirip dengan Eriksen pada awal kedatangan di Inter Milan. Sama-sama berposisi sebagai gelandang serang, Eriksen kerap sulit menembus skuad utama bersama Conte.
Namun, pelan tapi pasti Eriksen sukses mengunci satu tempat di posisi mezzala bersama Nicolo Barella. Hal serupa mungkin juga bakal dirasakan Delle Ali, namun dengan syarat sang pemain mau kerja keras di lini tengah untuk mencuri bola.
Untuk duet lini depan, hampir dipastikan pasangan Heung-min Son dan Harry Kane jadi yang utama. Apalagi keduanya memang merupakan tumpuan Tottenham dalam mencetak gol sepanjang musim 20/21.
Bedanya, Harry Kane akan lebih difokuskan untuk mencetak gol sementara Heung-min Son akan memainkan peran second striker, mirip dengan Lautaro Martinez di Inter Milan.
Menariknya, tiap striker yang dilatih Conte selalu menjelma sebagai mesin gol berbahaya. Sebelum Romelu Lukaku yang cetak 24 gol musim lalu, sudah ada Carlos Tevez (Juventus) dan Diego Costa (Chelsea) yang sama-sama lesakkan dua digit gol dalam semusim.