Persikota Tangerang, Si Bayi Ajaib Liga Indonesia yang Diakuisisi Gading Marten
Mentas di kasta teratas Liga Indonesia, Persikota tampil cukup baik. Bahkan, tim yang saat itu dilatih Sutan Harhara tersebut sukses bertengger di peringkat tiga Wilayah Tengah di bawah PSMS serta Pelita Jakarta.
Namun sayang, kompetisi musim 1997/1998 sempat terhenti akibat kerusuhan 1998. Meski begitu, pencapaian Persikota si anak baru yang bertengger di tiga besar langsung jadi buah bibir. Tak heran, julukan Bayi Ajaib kian melekat buat mereka.
Di musim-musim berikutnya, Persikota terbilang stabil di Divisi Utama, bahkan pada musim 1999/2000 mereka berhasil menembus partai semifinal usai lolos dari babak 8 besar yang berisikan Persija, Arema, dan Pelita Solo.
Sayangnya, langkah Persikota terhenti usai di semifinal dikalahkan Pupuk Kaltim (PKT) Bontang dengan skor tipis 4-3. Meski kalah, namun pencapaian Persikota yang berstatus klub seumur jagung untuk tembus semifinal Divisi Utama sangatlah layak diapresiasi.
Konsistensi Persikota di kasta teratas Liga Indonesia terbilang stabil, bahkan mereka masih bisa bersaing saat kompetisi berubah format jadi sistem satu wilayah.
Total, Persikota mampu mentas di kasta teratas Liga Indonesia sejak musim 1997/1998 hingga 2007–08 tanpa sekalipun terdegradasi. Puncaknya di Liga Djarum Indonesia 2007/08, Persikota untuk kali pertama dalam 10 tahun harus turun kasta usai finish di peringkat 15 Wilayah Barat.
Lantas, dengan datangnya Gading Marten sebagai pemilik baru Persikota Tangerang, akankah dongeng sang Bayi Ajaib Liga Indonesia akan kembali terdengar dari Kota Benteng? Menarik dinantikan.