INDOSPORT.COM - Tidak cuma bermodal tuan rumah dan skuad yang mumpuni, Timnas Inggris di Euro 1996 seakan didukung oleh semesta karena 'sepak bola pulang ke rumah', sebelum akhirnya terkhianati.
Dalam hitungan hari, pesta sepak bola terakbar di Eropa, Euro 2020, akan segera bergulir. Kompetisi empat tahunan di benua biru ini akan kick off pada 11 Juni 2021 hingga penutupan pada 12 Juni 2021.
Partai pembuka akan dimainkan tanggal 11 Juni waktu setempat atau tanggal 12 waktu Indonesia. Fase penyisihan akan berakhir pada 24 Juni dengan memainkan 36 pertandingan dari 24 tim.
Salah satu tim yang paling dinanti performanya adalah Inggris. Sepanjang sejarah sepak bola dunia, siapa yang tidak mengenal Timnas Inggris, yang sudah sangat terkenal dengan para pemain elitenya.
Namun siapa sangka sepak terjang The Three Lions tidak sehebat nama-nama besar yang ada di dalamnya. Mereka bahkan terakhir memenangkan ajang Piala Dunia pada tahun 1966. Sementara itu, untuk Euro sendiri, Timnas Inggris berhasil mencatatkan prestasi terbaiknya sebagai peringkat ketiga pada tahun 1968.
Sebelum Euro 2020, Timnas Inggris hanya mampu mencapai fase 16 besar pada gelaran tahun 2016 lalu. Dari sekian banyak memori yang dilalui Timnas Inggris di Piala Eropa mungkin belum ada yang paling berkesan selain Euro 1996.
Inggris menjadi tuan rumah gelaran Euro edisi 1996. Inggris menyisihkan Portugal, Belanda, dan Austria untuk memperebutkan tuan rumah.
Euro 1996 yang digelar di Inggris memiliki makna khusus bagi penduduk Negeri Elizabeth. Mereka memberikan sebutan "Football's Coming Home" atau "sepak bola kembali ke rumah" untuk kompetisi tahun itu.
Ya, Inggris memang menanggap sepak bola lahir di negara mereka. Sebagai pemilik kompetisi sepak bola tertua di dunia (Piala FA), Inggris akhirnya kembali menggelar hajatan besar si kulit besar setelah Piala Dunia 1966.
Euro 1996 sendiri dikenang sebagai salah satu edisi yang paling sukses menyedot perhatian. Bagaimana tidak, jumlah penonton yang hadir telah menjadi sebuah rekor.
Sepanjang turnamen, sebanyak 1,27 juta penonton datang ke stadion dari 31 pertandingan. Bila dirata-rata maka tiap pertandingan disaksikan oleh 41 ribu penonton di stadion.
Situasi ini jelas berdampak pada skuad The Three Lions. Mereka tidak cuma bermodal tuan rumah, tetapi juga memiliki skuad yang mumpuni. Sayang, Euro 1996 telah 'mengkhianati' mereka.