Euro 2020 Milik Atalanta, Ngerinya Pasukan Menyerang Gasperini
Julukan tim ganas pantas disematkan kepada Atalanta. La Dea menjadi tim yang paling sering meraih kemenangan besar di antara klub-klub lain di Serie A Italia.
Capaian ini membuat mereka menjadi yang paling mengerikan di Serie A Italia sejak rekor AC Milan tahun 1959. Di masa itu AC Milan menjadi tim yang paling banyak menang dengan menceploskan lima atau lebih gol dalam satu pertandingan.
Statistik menunjukkan Atalanta sudah lima kali sukses mencetak lima gol atau lebih dalam satu pertandingan musim ini. Udinese jadi korban pertama mereka pada pekan ke-9 saat dihabisi dengan skor 7-1.
Tangan dingin Gian Piero Gasperini di Atalanta sudah tak diragukan lagi, sejak datang pada tahun 2016, ia sukses mengangkat derajat Atalanta.
Di musim pertamanya saja eks allenatore Inter Milan ini membawa La Dea ke posisi keempat klasemen akhir. Sayang, saat itu Italia cuma dapat tiga jatah Liga Champions.
Atalanta akhirnya baru benar-benar meraih tiket ke Liga Champions pada musim 2018-2019 lalu. Capaian ini membuat Gasperini semakin betah dan tak tergoyahkan.
Gasperini memang bukan pelatih kacangan. Walau lebih sering melatih tim-tim gurem, ia memiliki segugang pengalaman yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini.
Gasperini adalah pelatih yang gemar dengan pakem formasi 3-4-3 dan beragam variasinya. Dengan formasi ini Gasperini menerapkan sepak bola bertahan sekaligus menyerang.
Jika melihat Atalanta bermain, maka akan terlihat bagaimana pressing-pressing ketat yang dimainkan anak asuhnya. Ya, Gasperini memang tak ingin memberikan kesempatan pada lawan untuk berkembang.
Strategi pressing dan marking ketat ini ditunjang dengan fleksibilitas. Biasanya tiga pemain Atalanta ditugaskan Gasperini untuk terus menekan bek lawan ketika sedang menguasai bola atau pun hendak melakukan operan. Dua orang pemain yang menjalankan peran ini antara lain adalah Robin Gosens dan Rafael Toloi.
Di tim Gasperini tak terlihat perbedaan antara bertahan dan menyerang. Dengan pressing ketat ketika bertahan, Atalanta bisa langsung menyulapnya menjadi tekanan yang agresif ke pertahanan lawan.
Kasarnya, untuk bertahan, mereka harus bermain agresif layaknya menyerang. Hal ini yang sering membuat pemain-pemain lawan kerepotan ketika Atalanta memegang bola.
Para pemain Atalanta selalu siap untuk menyerang kapan pun itu. Maka tak heran mereka menjadi tim paling produktif di musim lalu dan musim ini.
Kehebatan Gasperini dalam menerapkan taktiknya ini berkontribusi besar terhadap hasil gemilang Atalanta baik itu di Serie A Italia, Liga Champions, dan bahkan wakil-wakil mereka di Euro 2020.