Tak Punya Striker Murni Jadi Alasan Spanyol Kandas di Euro 2020
Lebih jauh, Sharma juga menyoroti keengganan entrenador Luis Enrique untuk memanggil Iago Aspas ke skuatnya. Padahal menurutnya kapten Celta Vigo itu bisa jadi solusi keran gol Spanyol walau usianya sudah menginjak 33 tahun.
Musim lalu Aspas dari 33 pertandingan La Liga sukses memborong 14 gol. Tidak hanya tajam, eks pemain depan Liverpool tersebut juga kreatif dengan torehan 14 assist. Statistik yang seharusnya tidak disepelekan Enrique.
Filosofi anti-striker yang menjamur di Spanyol ternyata juga diamini oleh Louie Barry, bomber muda Aston Villa yang sempat menimba ilmu di akademi Barcelona. Selama di La Masia, pemuda Inggris tersebut jarang mendapat tempat akibat Los Cules lebih senang mengisi lini depan dengan pemain bertipe 'playmaker' ketimbang 'poacher'.
"Di Barcelona tidak ada tempat untuk striker. Mereka lebih suka dengan false nine atau bahkan memasang dua 'nomor 10' sekaligus. Bukan filosofi mereka untuk memberikan bola pada penyerang untuk kemudian digiring ke gawang," keluh sumber yang merupakan orang dekat Barry.
"Pemain dengan tipe seperti Harry Kane atau Jamie Vardy tidak laku bagi mereka. Bahkan seorang Erling Haaland saja mungkin tidak cocok di sana. Barry merasa frustasi di Barcelona," tambahnya lagi.