Bola Internasional

Bjorn Kuipers: Wasit Terkaya di Dunia yang Bakal Pimpin Final Euro 2020

Jumat, 9 Juli 2021 11:56 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Wasit yang Jadi Sponsor Max Verstappen

Bjorn Kuipers adalah wasit berkebangsaan Belanda. Pria berusia 48 tahun ini menjadi wasit Belanda pertama yang memimpin final Euro.

Ditunjuknya Kuipers sebagai wasit final Euro 2020 bukan tanpa sebab. Diketahui, ia telah memimpin enam laga final di kompetisi Eropa seperti Liga Champions, Liga Europa dan Piala Super Eropa. Selain itu, Kuipers juga pernah memimpin pertandingan sekelas Piala Dunia 2014 dan 2018. 

Meski punya CV mentereng, Kuipers tak lepas dari kontroversi. Ia pernah berseteru dengan pemain PSG saat melawan Manchester City di mana ia dituduh melontarkan kata-kata kasar ke para pemain Les Parisiens.

Saat itu, Marco Verratti mengaku mendapat kata-kata kasar pasca Kuipers mengusir keluar Angel Di Maria dan saat sang wasit berseteru dengan Mauricio Pochettino.

“Wasit (Kuipers) bilang ‘Persetan kamu’ sebanyak dua kali. Jika saya melakukan itu, saya akan dihukum 10 pertandingan,” tutur Verratti yang akan turut andil di final Euro 2020 nanti bersama Italia.

Selain karena kontroversinya, Kuipers dikenal sebagai wasit terkaya di dunia. Pada 2016 silam, ia diketahui memiliki kekayaan sebesar 11,5 juta poundsterling (Rp230 miliar).

Mengingat angka itu adalah angka yang didapat pada 2016 silam, maka tahun ini kekayaannya jelas bisa berkali-kali lipat. Apalagi, Kuipers diketahui merupakan pemilik supermarket.

Ya, Kuipers merupakan pendiri supermarket di Belanda pasca lulus dengan gelar di bidang administrasi bisnis di Universitas Radboud di Nijmegen.

Sebagai pebisnis, Kuipers pun merambah dunia olahraga di mana bisnis supermarketnya menjadi sponsor Max Verstappen yang tak lain adalah pembalap kenamaan Formula 1 (F1).

Dengan fakta tersebut, jelas Kuipers memiliki kekayaan berkali-kali lipat dari penghasilan yang tercatat pada 2016 silam itu.

Kendati kaya raya, Kuipers nyatanya menemukan adrenalin saat memimpin laga-laga besar di sepak bola ketimbang mencari pundi-pundi uang yang telah banyak ia miliki dar profesi lain di luar lapangan.