INDOSPORT.COM - Menjelang laga pamungkas Euro 2020, sejumlah media Italia mengklaim adanya konspirasi UEFA memenangkan Inggris sebagai hadiah untuk Perdana Menteri Inggris.
Klaim ini diungkap oleh pihak media Italia, La Gazzetta Dello Sport yang mengaitkan langkah memenangkan Inggris di Euro 2020 dengan penolakan pejabat Inggris terhadap European Super League (ESL).
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dan Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid telah mendeklarasikan dukungan terhadap UEFA terkait penolakan ESL.
ESL merupakan laga tandingan yang dibentuk oleh sejumlah klub besar Eropa termasuk klub asal Inggris seperti Liverpool, Manchester United, Manchester City, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Chelsea.
"Turnamen Euro 2020 kali ini diselenggarakan dan diatur untuk Inggris oleh UEFA," tulis La Gazzetta Dello Sport.
"Sehingga tidak mengherankan penalti yang didapat oleh Sterling saat melawan Denmark dapat dengan mudah mereka dapatkan. Itu merupakan langkah yang mulus untuk Inggris ke final Euro 2020 setelah 55 tahun absen ke final turnamen resmi," sindir La Gazzetta Dello Sport.
Lebih lanjut, media satir asal Italia ini juga menyindir stadion yang digunakan berada di London, tepatnya di Stadion Wembley.
"Bagi Inggris ini adalah turnamen kandang, tapi mereka harus bermain melawan Italia dan mereka khawatir."
"Roberto Mancini selaku pelatih Italia harus memperhitungkan dua hal, yakni konsistensi menghadapi lawan dan angin politik yang berhembus (ikut campur dalam kompetisi)," tegas Gazzetta.
"Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, tercatat dalam sejarah sebagai orang yang menyelamatkan sepak bola Eropa. Sebuah balasan dari UEFA untuk memberikan gelar Euro 2020 akan sangat logis," lanjutnya.
"Kita mungkin berpikir buruk (suudzon), kita mungkin berdosa, tapi lebih baik daripada menjadi bodoh dibohongi elit politik," tutup La Gazzetta Dello Sport.