Cerita Eks Striker PSIM Yogyakarta, Putuskan Berkarier dan Dapat Respek di Taiwan
Kini, pada musim keempat atau 2021, Edi baru membuat satu gol dalam tiga laga. Dia sedang rehat karena Liga 2 Taiwan ditunda sementara karena terdampak pandemi virus corona.
"Atmosfernya berbeda jauh dengan Indonesia. Pemain ecek-ecek seperti saya bisa bermain, padahal di Indonesia sudah nggak laku," imbuh Edi Rintoko soal kompetisi di Taiwan.
"Tetapi, di sini attitude sama keseriusan berlatih itu luar biasa. Fasilitas latihan juga sangat bagus, tak ada masalah gaji. Semuanya tertib jadi tidak ada cerita telat atau ngutang ke pemain," bebernya.
Edi Rintoko mengaku sangat nyaman bermain di Liga Taiwan karena merasa sangat dihargai berdasarkan kemampuan secara profesional kendati tidak terkenal dan disorot. Dia pun berpesan supaya pemain muda di Indonesia berani keluar dari zona nyaman.
"Manajemen pengelolaannya sangat profesional, walaupun yang dipakai pemain amatir atau nggak laku macam saya ini," urai Edi Rintoko.
"Seharusnya, pemain muda Indonesia mulai berani berkarier di luar negeri. Sumpah, saya benar-benar nyaman merasakan sepak bola luar. Mereka sangat menghargai kami," tuntasnya.