Nasibmu Tammy Abraham, dari Bintang Akademi Jadi Alat Barter Klub Chelsea
Yang membuat ironis perlakuan Chelsea kepada Tammy Abraham adalah karena baru dua musim belakangan sang pemain menjadi pujaan publik Stamford Bridge.
Tammy Abraham pertama kali mencuri perhatian saat Chelsea dibesut Frank Lampard. Larangan membeli pemain di bursa transfer memaksa Lampard menampilkan pemain-pemain muda hasil didikan akademi.
Salah satu dari gerbong tersebut adalah Tammy Abraham. Pada musim perdananya berkostum Chelsea senior, Tammy Abraham sukses mencetak 15 gol dari 34 laga dan dinobatkan sebagai top skor tim.
Namun, segalanya berubah bagi Tammy sejak Lampard dipecat. Pembelian bintang-bintang baru di musim panas tahun lalu seperti Timo Werner dan Kai Havertz juga berpengaruh besar.
Pada musim 2020/21, Tammy Abraham hanya bikin 6 gol dari 22 laga. Ia pun lebih banyak tampil sebagai pemain pengganti.
Sebetulnya masih ada harapan untuk Tammy bertahan lantaran striker utama saat ini, Timo Werner, juga tampil tidak maksimal. Namun, alih-alih merebut tempat, Tammy justru dijadikan alat barter bagi Chelsea di bursa transfer.
Alasannya apa lagi jika bukan keinginan manajemen The Blues untuk mendatangkan penyerang baru yang sudah terbukti kualitasnya. Nama Erling Haaland belakangan menjadi yang paling santer dikabarkan.
Kabarnya Dortmund meminta 150 juta euro kepada siapapun klub peminat Haaland, termasuk Chelsea. Tawaran pertama The Blues dengan ikut menyertakan Tammy Abraham dalam kesepakatan sempat ditolak oleh Dortmund. Entah apakah Chelsea bakal kembali dengan tawaran yang lebih gila di bursa transfer ini.