INDOSPORT.COM - Ben White telah resmi menjadi rekrutan anyar Arsenal. Siapa sangka, tak butuh waktu lama bagi The Gunners untuk meyakinkan anak berusia 23 tahun itu.
Antara Ben White dengan Arsenal memang sudah dikaitkan sejak berminggu-minggu lalu. Bahkan saat sang pemain masih memperkuat Inggris di Euro 2020.
Eks palang pintu Brighton and Hove Albion itu mengungkapkan siapa sosok yamg membuatnya tak berfikir panjang untuk menyebrang ke Emirates Stadium.
Adalah pelatih Arsenal, Mikel Arteta, yang membuat hati Ben White merasa bergetar. Sejak rumor didengungkan, ia mengaku ditelpon Arteta dan keduanya sempat bercakap-cakap soal proyek Arsenal musim depan.
Tak disangka, rupanya Ben White jatuh cinta dengan rayuan maut yang dilontarkan Arteta kepadanya. Tanpa berfikir panjang, ia langsung mengatakan "ya" dan setuju untuk pindah.
"Saya berpikir bahwa saya tidak perlu terlalu banyak waktu untuk meyakinkan diri," kata White dikutip dari Arsenal Media.
“Jelas Arsenal berbicara untuk dirinya sendiri dan saya berbicara dengan pelatih beberapa kali selama musim panas."
"Saya mendapat getaran yang bagus dan cara yang diinginkan pelatih untuk bermain, saya pikir saya bisa menghadirkan kualitas di tim ini dan mudah-mudahan bisa mengangkat Arsenal kembali,"
Ekspektasi tinggi pun langsung dibebankan pada Ben White mengingat Arsenal menebusnya dengan harga yang tidak murah untuk ukuran bek Inggris.
Kedatangan Ben White sendiri telah memecahkan rekor pembelian bek termahal Tim Meriam London. Ia didatangkan dengan mahar senilai 50 juta pound sterling (setara dengan Rp995 Miliar).
Ben White pun sadar akan beban tersebut. Ia pun berharap dapat segera membuktikan diri dengan kualias yang ia miliki. Dirinya sesumbar jika ia mempunyai skill menahan bola yang menurutnya bakal banyak berguna bagi The Gunners nanti.
"Saya telah bermain di Football League, saya telah bermain untuk sejumlah tim dengan status pinjaman dan rasa lapar masih ada. Saya sangat senang berada di klub besar seperti ini dan mudah-mudahan bisa meningkatkan level tim ini,"
"Ketika waktu menjadi sulit dalam permainan, saya dapat meningkatkan dan mengendalikan situasi. Saya sangat santai dengan bola dan melalui itu saya bisa menghasilkan kualitas di saat-saat buruk permainan,"