INDOSPORT.COM - Suporter Liverpool dan Celtic selama ini dikenal sangat mesra satu sama lain, bahkan bisa dibilang salah satu kisah persahabatan yang paling hangat di dunia sepak bola.
Padahal, dunia si kulit bundar biasanya lekat dengan rivalitas hebat para klub yang ujung-ujungnya membuat suporter saling bermusuhan.
Begitu pula dengan dua klub di atas, yang punya rival bebuyutan sendiri-sendiri. Liverpool bermusuhan dengan Manchester United dan Everton, sedangkan Celtic bersaing sengit dengan Rangers.
Namun di sisi lain, para suporter Liverpool dan Celtic justru punya hubungan yang mesra dan romantis satu sama lain. Ada keunikan dan romantika dalam jalinan persahabatan mereka yang mungkin tidak dimiliki kubu suporter lain.
Walaupun berkompetisi di liga yang berbeda, dua klub ini pada kenyataannya pernah beberapa kali berjumpa di kompetisi Eropa.
Salah satu yang tersengit mungkin saat mereka berlaga di European Cup Winners' Cup 1966, yang juga jadi cikal bakal persahabatan para suporter masing-masing.
Liverpool yang berhasil mengandaskan Standard Liege, Budapest Honved, dan Juventus, melangkah ke semifinal dan dipertemukan dengan Celtic. Pertama kalinya sepanjang sejarah.
Kalah 0-1 saat leg pertama, The Reds pun harus memperbaiki hasil mereka ketika berlaga di leg kedua yang digelar di Anfield. Tommy Smith dan Geoff Strong berhasil membalikkan keadaan dan memastikan tiket ke final.
Akan tetapi, euforia malam itu ternodai dengan insiden yang disebut-sebut berasal dari kubu suporter Celtic. Botol-botol minuman keras dibawa ke stadion dan dilempar ke dalam lapangan.
Situasi itu pun bahkan membuat kiper Liverpool, Tommy Lawrence, kebingungan dan harus mencari tempat yang aman untuk berdiri.
Lalu, seorang suporter The Reds yang masih bocah juga terkena lemparan botol hingga membuatnya terluka parah. Situasi kala itu benar-benar kacau, terlepas dari keberhasilan skuat Bill Shankly melaju ke partai puncak.