In-depth

Manisnya Perkenalan Tammy Abraham Bersama AS Roma

Senin, 23 Agustus 2021 16:59 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Grafis:Yanto/Indosport.com
Tammy Abraham, pemain Chelsea. Copyright: © Grafis:Yanto/Indosport.com
Tammy Abraham, pemain Chelsea.
Serie A dan AS Roma: Ladang yang Tepat untuk Tammy Abraham Berkembang

Mengutip perkataan Romelu Lukaku soal perbedaan Liga Inggris dan Serie A, maka Tammy Abraham berada di tempat yang tepat untuk berkembang.

Lukaku menyebutkan bahwa Serie A lebih baik dari Liga Inggris dari segi taktik dan teknis. Terlebih intensitas permainan di Serie A lebih tinggi.

Jika pernyataan Lukaku benar, maka Abraham harusnya bersyukur bahwa ia datang ke Serie A di usia muda sehingga punya waktu untuk belajar.

Sejatinya, Italia bukanlah tempat tujuan utama Abraham. Banyak laporan menyebutkan ia lebih menyukai London dan memilih bergabung Arsenal jika hengkang dari Chelsea.

Namun, takdir membawanya ke ibu kota Italia. Mahar 40 juta euro menjadi bentuk kepercayaan AS Roma akan kemampuannya yang sebelumnya hanya ia asah di Inggris.

Hanya dalam tempo kurang seminggu, kekurangan Abraham dalam Build Up permainan bersama Chelsea seperti yang pernah ditulis INDOSPORT dalam artikel “Mengintip Statistik Tammy Abraham, Pantaskah Jadi Ujung Tombak AS Roma?”  bisa teratasi dengan baik saat bersama AS Roma

Dua assistnya di debutnya bersama AS Roma merupakan dua assist perdananya dalam satu laga sejak berkarier di lima liga teratas Eropa.

Bahkan dua assist itu dalam tempo 64 menit jauh lebih banyak ketimbang catatan assistnya dalam 42 laga terakhirnya bersama Chelsea.

Entah apa yang membuat Abraham begitu bertaji, terutama dalam Build Up permainan. Sebab, catatannya selama 69 menit bermain menunjukkan statistiknya sangat baik.

Untuk Output dalam Build Up serangan, nilai Expected Assist (xA) Abraham mencapai 0,50 unggul dari pemain kreatif AS Roma seperti Nicolo Zaniolo, Lorenzo Pellegrini dan Henrikh Mkhitaryan.

Bahkan, akurasi operan Abraham mencapai 100 persen di mana empat operan berada di area lawan dan dua di antaranya berbuah assist.

Hal ini tak terlihat bersama Chelsea sebelumnya di mana Abraham bertugas menjadi Poacher atau predator di depan gawang semata.

Kembali lagi, entah apa yang Jose Mourinho pikirkan saat pertama kali menyambut Abraham, namun dalam waktu kurang dari seminggu permainannya meningkat drastis, setidaknya di laga pertamanya.

Jika melihat penampilan Lukaku yang sebelumnya melakukan debut bersama Chelsea, maka Abraham diyakini bisa mengikuti jejaknya yakni menimba ilmu dan mengembangkan gaya bermainnya sehingga menjadi salah satu penyerang komplit bersama AS Roma.