INDOSPORT.COM - Pelatih Arema FC, Eduardo Almeida mengklaim bahwa Jayus Hariono sama sekali tak memiliki niat untuk sengaja mencederai pemain lawan atas kartu merahnya di pertandingan pembuka BRI Liga 1 2021.
Ya, gara-gara kartu merah itu, tim Singo Edan harus bekerja ekstra keras dalam membendung beragam serangan berbahaya PSM Makassar.
"Harus saya akui, bermain dengan 10 pemain membuat skema penguasaan bola tak berjalan maksimal," ujar Eduardo Almeida dalam virtual press conference di Stadion Pakansari Bogor, Minggu (5/9/21).
Eduardo pun melihat keputusan Agus Fauzan Arifin secara objektif. Meski di satu sisi, dia cukup menyayangkan terhadap peniadaan peringatan dini dari wasit asal DI Yogyakarta itu.
"Untuk menit-menit awal, seharusnya ada peringatan, dan cukup kartu kuning. Tapi bagaimanapun, saya harus apresiasi kerja keras semua pemain dengan hasil satu poin ini," tambah dia.
Kendati demikian, dia mengklaim bahwa Jayus Hariono tak berniat untuk sengaja mencederai Sutanto Tan. Pelatih kebangsaan Portugal itu bahkan melihatnya dari sudut pandang yang lain.
"Saya pikir, tidak ada niat mencederai. Tapi memang, berbagai benturan kerap terjadi karena tingginya determinasi permainan," ulas Eduardo.
Dan menurut Eduardo, penyebabnya tak lain adalah fighting spirit yang tinggi dari pemain kedua tim di pertandingan pembuka Liga 1 2021.
"Sudah sangat lama pemain tidak merasakan atmosfer kompetisi seperti ini. Saya memaklumi kartu merah itu, karena semangat bertanding yang tinggi dari pemain," sambung dia.