INDOSPORT.COM – Jelang kick-off Liga 2 yang tinggal hitungan hari, setidaknya ada lima tim peserta yang diketahui masih memiliki tunggakan utang gaji terhadap para pemainnya.
Kick-off Liga 2 tinggal menghitung hari. Namun jelang kick-off kompetisi strata kedua di Indonesia ini justru masih ada klub peserta yang memiliki sangkutan utang gaji.
Tak tanggung-tanggung setidaknya lima tim Liga 2 yang masih memiliki sangkutan utang yakni PSPS Riau, Kalteng Putra, PSKC Cimahi, Persijap Jepara dan Persekat Tegal.
Bahkan bila dihitung-hitung masih ada sangkutan utang gaji sebesar 2,4 miliar rupiah. Terkait hal ini, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) pun memberikan sentilan.
"Total Klub Liga 2 yang belum melaksanakan putusan NDRC Indonesia adalah sebanyak lima klub dengan total tunggakan sebesar Rp 2.402.375.555 dari total 51 putusan yang belum dilaksanakan kepada 49 Pesepakbola," tulis pernyataan resmi APPI.
Lebih lanjut, APPI menegaskan adanya sanksi bagi PSPS Riau, Kalteng Putra, PSKC Cimahi, Persijap Jepara dan Persekat Tegal.
"Sesuai dengan seluruh amar putusan NDRC Indonesia di atas, sebagai akibat dari belum juga dipenuhinya putusan-putusan tersebut oleh pihak klub, sanksi larangan pendaftaran pemain untuk tiga periode pendaftaran terhadap Seluruh Klub tersebut di atas masih berlaku," sambungnya.
APPI berharap sejatinya PT LIB selaku operator bisa tanggap akan permasalahan ini. Begitu pula PSSI sebagai federasi, mengingat putusan-putusan NDRC sifatnya adalah berkekuatan hukum tetap. Oleh sebab itu, harus dipatuhi sebagaimana mestinya.
"Seharusnya merupakan salah satu syarat utama dalam verifikasi keikutsertaan klub-klub dalam penyelenggaraan Liga 2 seperti halnya yang telah dilakukan pada penyelenggaraaan Liga 1 sebelumnya," tegas APPI.
Terkait hal ini, APPI langsung berdiri surat kepada FIFPro. Hal ini diharapkan menjadi bahan verifikasi klub Liga 2 agar berjalan transparan.
"APPI telah mengirimkan surat secara resmi kepada FIFPro dan selanjutnya akan ditindaklanjuti bersama dengan FIFA agar proses verifikasi Liga 2 berjalan secara transparan dan profesional."
"Hal ini guna menjaga marwah NDRC Indonesia sebagai lembaga penyelesaian sengketa yang dibentuk FIFA, sebagai suatu Pilot Project yang akan menjadi contoh bagi lembaga penyelesaian sengketa di negara-negara lainnya."