INDOSPORT.COM - Menjelang semifinal UEFA Nations League 2020-2021 antara Belgia vs Prancis di Allianz Stadium, markas Juventus, Jumat (8/10/21), Didier Deschamps bernostalgia. Pelatih Les Bleus tersebut rupanya menyesal tidak menukangi Il Bianconeri lebih lama lagi.
Walau kini sukses melatih tim nasional negaranya dengan prestasi juara Piala Dunia 2018, Deschamps juga punya cerita dengan Juventus. Setelah bermain untuk Si Nyonya Tua selama 1994-1999, ia kembali ke Turin sebagai pelatih di 2006/2007.
Saat itu Juventus baru diperintahkan untuk turun kasta dari Serie A ke Serie B akibat kasus pengaturan skor yang kondang dinamakan calciopoli. Fabio Capello yang saat itu menjadi allenatore memilih mundur untuk kembali bekerja di Real Madrid.
Deschamps pun datang dari AS Monaco untuk menolong bekas klubnya. Padahal bisa saja ia mendapat pekerjaan yang lebih baik setelah membawa Le Monagesque menjadi kampiun Coupe de la Ligue 2002/2003 dan runner-up Liga Champions 2003/2004.
Di akhir musim, Juventus sukses menjadi juara kasta kedua Liga Italia dan meraih tiket promosi otomatis dngan 28 kemenangan dari 42 pertandingan.
Sayangnya, Didier Deschamps memutuskan hengkang saat masih ada dua pekan tersisa karena konflik dengan petinggi kesebelasan hanya beberapa beberapa jam setelah gelar dipastikan.
"Aku sangat senang bisa kembali ke Turin. Di sini aku bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang pernah membersamaiku di Juventus," papar Deschamps pada L'Equipe.
"Di sini adalah rumah keduaku. Setelah lima tahun bermain di Juventus, karier manajerialku terhenti secara prematur. Saat aku memutuskan pergi saat itu kupikir adalah keputusan terbaik tapi rupanya tidak," tambah juru taktik berusia 52 tahun tersebut.