INDOSPORT.COM - Reputasi suporter klub Liga Italia kembali tercoreng oleh isu diskriminasi warna kulit yang terjadi di laga Fiorentina vs Napoli pada Senin (03/10/2021) lalu. Tiga penggawa tim tamu yakni Kalidou Koulibaly, Andre-Frank Zambo Anguissa, dan Victor Osimhen jadi target ejekan rasial dari fans tuan rumah.
Laporan dari DAZN menyebutkan jika dari tribun stadion Artemi Franchi terdengar tiruan suara monyet. Osimhen dan Anguissa terlihat hanya tersenyum mendapat perlakuan menjijikkan tersebut.
Untuk Koulibaly, ia bahkan terang-terangan dipanggil dengan sebutan 'scimmia' di akhir laga yang berarti kera dalam bahasa Italia. Bek sentral asal Senegal tersebut sempat berkonfrontasi dengan para pelaku dan kemudian berharap agar pihak yang berwajib bisa memberi hukuman larangan datang ke stadion selamanya.
Koulibaly sendiri sudah sejak 2014 merumput di negeri pasta bersama Napoli dan bukan kali ini saja ia mendapat ejekan karena warna kulitnya yang lebih gelap. Beruntung publik Naples tidak pernah berlaku demikian sehingga ia pun betah berada di San Paolo hingga kini.
«Scimmia di merda».
— Koulibaly Kalidou (@kkoulibaly26) October 4, 2021
«Putain de singe».
«Fucking monkey».
Mi hanno chiamato così.
Questi soggetti non c’entrano con lo sport.
Vanno identificati e tenuti fuori dagli stadi: per sempre.
🤜🏿 #KK #NoToRacism 🤛🏻
📸 @mattinodinapoli pic.twitter.com/mPz0vZJ5c0
Beruntung Napoli dan ketiga bintangnya pulang dengan tiga poin di tangan. Il Partenopei sukses menggebuk La Viola dengan skor 1-2 usai sempat tertinggal lebih dahulu. Laju dengan 100% kemenangan di liga musim ini pun masih berlanjut.
Baik Koulibaly, Anguissa, dan Osimhen punya peran penting dalam tren apik Napoli. Mewakili lini belakang, tengah, dan depan, ketiganya total memainkan 1515 menit dan menyumbang enam gol plus satu assist.
Hasilnya Napoli sukses memuncaki klasemen sementara dengan nilai sempurna yakni 21. Bersama Inter Milan dan AC Milan, mereka jadi kesebelasan yang belum tersentuh kekalahan di kancah Serie A.
Kultur rasisme memang sudah sangat berakar di Italia. Baru pada 20 September lalu kasus serupa juga terjadi saat Juventus kedapatan menggelar grande partita kontra Milan di Allianz Stadium. Korbannya adalah kiper Il Rossonerri, Mike Maignan, asal Prancis.
Jika dibiarkan berlanjut maka tentunya cita-cita sepak bola untuk menjadi olahraga pemersatu semua orang tidak akan bisa terwujud. Butuh hukuman atau sangsi berat yang dibarengi dengan edukasi agar diskriminasi ras tidak lagi terjadi.