La Catedral: Penjara yang Jadi Arena Bintang Sepak Bola Ciptaan Pablo Escobar
Pada tahun 1991, Pablo Escobar menyerahkan dirinya kepada pihak berwenang setelah pelariannya bertahun-tahun di mana ia membuat kesepakatan dengan Presiden Kolombia saat itu, Cesar Gaviria.
Kesepakatan itu adalah Escobar tidak akan diekstradisi ke Amerika Serikat selama hukuman 5 tahun dirinya berada di penjara yang ia huni, yakni La Catedral.
Nyatanya, sematan penjara ini bukanlah seseram yang dibayangkan. Escobar mampu menyulap La Catedral menjadi bak hotel bintang lima bersama stafnya.
Dalam penjara La Catedral itu, terdapat lapangan sepak bola hingga air terjun yang membuat Escobar tak merasakan dinginnya dan kerasnya kehidupan di balik jeruji besi.
Adanya lapangan sepak bola seukuran lapangan futsal itu membuat Escobar kerap mengundang beberapa bintang ternama Kolombia hingga Diego Maradona untuk bermain di La Catedral.
Pada tahun 1991 pula, Maradona yang tengah dihukum larangan bermain selama 15 bulan akibat obat-obatan, diundang ke La Catedral oleh Escobar. Lucunya, ia tak mengenal siapa sosok gembong narkoba itu saat pertama bertemu.
“Saya dibawa ke penjara dan dikelilingi puluhan penjaga. Saya katakan ‘Apa yang terjadi? Apa saya ditangkap?’. Tempatnya seperti hotel mewah.”
“Kami (Maradona dan Escobar) bertemu di sebuah kantor dan dia berkata dia suka permainanku. Kami bermain dan semua orang menikmatinya. Malam itu, kami berpesta dan itu di dalam penjara! Saya tak mempercayainya,” kenang mendiang Maradona dikutip dari Bleacher Report.
Lain halnya dengan Maradona, ada nama lainnya yakni Oscar Pareja di mana ia dan enam rekannya dari Independiente diundang ke La Catedral. Undangan yang tak bisa ia tolak.
Saat tiba di La Catedral, ia dan rekan-rekannya diperlakukan bak Tuhan. Setelahnya mereka bermain sepak bola di dalam La Catedral.
Arena bintang sepak bola di La Catedral pun tak bertahan lama seiring adanya kasus pembunuhan di penjara itu yang membuat Escobar didakwa lebih berat.
Ada rumor yang menyebut bahwa Escobar membunuh rivalnya di penjara itu karena memberi warna merah di lapangan dalam penjara.
Hal itu membuat Pablo Escobar kabur dari La Catedral, sebelum ditemukan dan ditembak mati oleh polisi. Ia pun meninggal dengan sepatu bola yang masih ia kenakan.