INDOSPORT.COM - Antonio Conte mendapat PR dan tantangan besar saat menerima pinangan klub Liga Inggris, Tottenham Hotspur.
Jika melihat ke belakang, memang bukan kali pertama bagi pelatih asal Italia ini untuk membesut tim yang berkompetisi di Premier League Liga Inggris. Sebelumnya, ia dikenal luas sebagai ahli taktik rival sekota Spurs di London, Chelsea.
Namun sepertinya tugas Antonio Conte saat ini cukup berat lantaran harus memperbaiki warisan skuat Jose Mourinho dan Nuno Espirito Santo, yang kini tengah tercecer di papan tengah klasemen.
Conte sendiri telah memulai debutnya bersama Spurs di laga UEFA Conference League tempo hari, mencatatkan kemenangan tipis 3-2 atas wakil Belanda, Vitesse Arnhem, dan ditambah banjir kartu dari wasit.
“Benar-benar laga yang gila, saya biasanya tidak suka yang seperti ini. Di laga gila, apa saja bisa terjadi,” ujar Conte seperti diwartakan Daily Mail.
“Tapi di sisi lain saya merasa kami harusnya bisa menang. Kami memimpin tiga gol lalu kebobolan dua, yang mana bisa dihindari,” tambahnya lagi.
Sungguh laga debut yang berwarna sekaligus berekesan tentunya bagi Conte. Di sisi lain, ia kini telah melihat bagaimana para pemain Tottenham Hotspur beraksi dan menemukan sejumlah hal untuk dibenahi.
Apalagi, Conte dikenal sebagai pelatih yang memegang teguh prinsipnya, yang mana bakal ia terapkan juga di skuat Spurs. Selain mencapai kejayaan, ia juga bercita-cita menciptakan tim yang stabil, alias tidak naik turun di setiap kompetisi.
Menginjakkan kaki setelah kepergian Nuno, Conte menerima peninggalan berupa tim yang saat ini terdampar di peringkat sembilan klasemen sementara Liga Inggris, dengan catatan lima kemenangan dan lima kekalahan.
Dengan 15 poin, Spurs dikuntit Everton, Leicester, dan Southampton. Belum lagi catatan kebobolan yang lebih banyak ketimbang produktivitas mencetak gol ke gawang lawan.