In-depth

Bedah Formasi Manchester United di Bawah Ralf Rangnick, Pakai Skema Tak Lazim?

Senin, 8 November 2021 16:43 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Jan Woitas/picture alliance via Getty Images
Ralf Rangnick dikaitkan dengan klub Liga Inggris, Manchester United, sebagai calon pengganti Ole Gunnar Solskjaer. Copyright: © Jan Woitas/picture alliance via Getty Images
Ralf Rangnick dikaitkan dengan klub Liga Inggris, Manchester United, sebagai calon pengganti Ole Gunnar Solskjaer.
Manchester United ala Ralf Rangnick

Ralf Rangnick bukan nama sembarangan di kancah sepak bola Jerman. Ia pernah membesut sejumlah tim Bundesliga sebelum bekerja sebagai Head of Sports and Development di Lokomotiv Moscow, Rusia.

Belum lama, ia baru saja ditunjuk pada bulan Juli lalu, dengan kesepakatan kontrak berdurasi tiga tahun. Lantas, apakah sosok berusia 63 tahun tersebut akan kembali menangani tim sepak bola sebagai manajer?

Dikenal sebagai “the godfather of Gegenpressing”, di mata Rangnick gaya ini menampilkan permainan yang proaktif, mirip dengan cara Borussia Dortmund dan Liverpool bermain di bawah arahan Jurgen Klopp.

Namun jika bicara soal formasi, Rangnick termasuk pelatih yang adaptif, termasuk saat menangani Hoffenheim dengan 4-3-3 dan kemudian berubah menjadi 4-4-2.

Sementara itu di RB Leipzig, ia meraih kesukesan dengan skema 4-2-2-2, sebuah ide segar yang menurutnya belum pernah diterapkan di tim manapun baik di Jerman maupun Austria.

Harry Maguire akan tetap jadi andalan menjaga lini belakang Manchester United, berpasangan dengan Raphael Varane atau Victor Lindelof. Aaron Wan-Bissaka dan Luke Shaw bisa menemani di sisi kanan dan kiri.

Di pos gelandang, Rangnick jelas punya pilihan lumayan banyak. Ada Nemanja Matic, Paul Pogba, dan Scott McTominay, ditambah Bruno Fernandes dan Jesse Lingard, atau mungkin tiba saatnya bagi Donny van de Beek untuk bersinar?

Di sisi lain, jangan lupakan juga kalau Manchester United masih punya Marcus Rashford dan Jadon Sancho.

Jadi, Rangnick bisa mengutak-atik lini tengahnya ini, entah menggunakan 4-4-2 dengan dua gelandang ‘rajin’ dan dapat diandalkan ditambah dua pemain sayap dengan kualitas apik, maupun skema tidak lazim yang saat ini sudah jarang dipakai, 4-2-2-2.

Kemudian, Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani bisa bermain bersama di depan dengan kualitas goalscorer yang mereka miliki.

Tentu akan lebih baik jika Manchester United memiliki lebih banyak stok penyerang seperti era Sir Alex Ferguson; dua untuk dipasang, dua atau tiga diletakkan di bangku cadangan dan masuk jika diperlukan.

Lalu, salah satu poin penting terkait gaya Manchester United apabila nantinya ditangani Rangnick adalah tuntutan terhadap seluruh pemain untuk tampil lebih proaktif di lapangan.

Selain itu, dengan gaya Rangnick, ia akan memastikan jangan sampai David de Gea terlalu banyak menyentuh bola karena backpass.

Pelatih kelahiran 29 Juni 1958 tersebut akan menuntut sepak bola yang cepat, proaktif, menyerang, menyerang balik, menekan, menarik, dan tentunya menghibur. Akankah terwujud di Manchester United?