Liga Indonesia

Liga 1: Bhayangkara FC Digebuk Persita, Paul Munster 'Ngamuk' ke Wasit

Sabtu, 20 November 2021 10:15 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Yosef Bayu Anangga
© Bhayangkara FC
Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit ketika kalah 1-2 dari Persita Tangerang di pekan ke-12 Liga 1 2021, Kamis (18/11/21). Copyright: © Bhayangkara FC
Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit ketika kalah 1-2 dari Persita Tangerang di pekan ke-12 Liga 1 2021, Kamis (18/11/21).

INDOSPORT.COM - Pelatih Bhayangkara FC, Paul Munster sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit ketika kalah 1-2 dari Persita Tangerang di pekan ke-12 Liga 1 2021, Kamis (18/11/21). Dia menilai wasit melakukan keputusan tak akurat dalam beberapa kesempatan.

Paul Munster menyatakan, Bhayangkara FC harusnya mendapat penalti. Lalu, kartu merah Ezechiel N'Douassel pada menit ke-77 cukup membingungkan, karena wasit awalnya menganggap pelanggaran biasa.

"Eze seharusnya bukan kartu merah, wasit awalnya anggap pelanggaran tapi 10 detik berikutnya dia beri kartu merah.  Sebelumnya, lawan blok bola dengan tangan dan semua di lapangan lihat itu, kecuali wasit. Jadi sulit karena kami lawan Persita dan wasit," kata Paul Munster.

Laga Bhayangkara FC vs Persita dipimpin oleh wasit Armyn Dwi dari Sumatera Selatan, dibantu Agus Prima (AW 1) dan Ami Jermias (AW 2). Paul Munster mengatakan akan meminta manajemen Bhayangkara FC mengajukan protes.

Buruknya kualitas wasit disebut turut mempengaruhi kualitas kompetisi Liga Indonesia. Paul Munster mengatakan akan sulit sepak bola nasional berprestasi jika pengadil lapangan tidak kompeten.

"Kami tak pikirkan kudeta Persib, kami fokus ke Bhayangkara FC. Tapi dalam pertandingan kami harusnya tak kartu merah dan dapat penalti. Kualitas wasit seperti ini menyulitkan, tapi kami tetap berusaha karena masih banyak laga," tutur juru taktik asal Irlandia Utara itu.

"Seharusnya bisa diusut juga kalau kualitas wasit seperti ini. Wasit ini bukan untuk kelas Liga 1, jadi itu salah satu alasan sulit sepak bola Indonrsia berkembang," tuntas Paul Munster.