INDOSPORT.COM - Stadion Ngurah Rai akan menjadi salah satu venue kompetisi Liga 1 2021/2022, mulai 5 Januari 2022. Momentum ini menjadi awal kebangkitan stadion kebanggaan masyarakat Kota Denpasar.
Stadion Ngurah Rai cukup sibuk pada awal 90-an lalu. Di venue ini terdapat dua tim dengan nama besar, yakni Perseden Denpasar dan Gelora Dewata. Perseden ikut kompetisi perserikatan, sedangkan Gelora Dewata ikut kompetisi Galatama.
Kenangan Gelora Dewata
Kala itu, Gelora Dewata lebih berprestasi . Klub milik H Mislan (alm) sukses meraih gelar Piala Galatama 1993 dan runner up Liga Galatama 1993/1994. Euforia sepak bola pun begitu luar biasa di Bali.
Puncaknya, pada musim 1994/1995, Gelora Dewata mewakili Indonesia untuk tampil dalam ajang Piala Winners Asia. Gelora Dewata menang 2-0 atas Kuala Lumpur FA (Malaysia) di Stadion Ngurah Rai. Dua bintang Afrika, Vata Matanu Garcia dan Mbog Nyetam Jeremy jadi andalan.
Sayangnya, Gelora Dewata gagal melaju meski unggul agregat 3-2. Ternyata, dokumen kepindahan Mbog dari klub Portugal bermasalah. Alhasil, Gelora Dewata didiskualifikasi. Meski pahit, kenangan itu menjadi bagian dari sejarah cerita Gelora Dewata di Stadion Ngurah Rai.
Kenangan Perseden Denpasar
Sementara cerita Perseden terjadi pada Liga Bank Mandiri 2003. Perseden sukses menembus kasta tertinggi Liga Indonesia setelah sekian lama berada di level kedua.
Perseden sebagai pendatang baru diperkuat nama-nama besar, seperti Miro Baldo Bento, Yeyen Tumena, Stenly Mamuaya hingga Marwal Iskandar. Skuat besutan Dick Buitelaar mampu menumbangkan Persija Jakarta 3-2, Persib Bandung 2-1 dan PSM Makassar 2-0.
Sayang, cerita indah hanya bertahan semusim. Terjadinya permasalahan internal pada akhir putaran pertama membuat prestasi Perseden anjlok pada putaran kedua. Perseden pun akhirnya degradasi lagi.