Bedah Formasi Mengerikan Everton di Bawah Arahan Frank Lampard
Selama 2,5 tahun melatih yakni di Derby County (1 tahun) dan Chelsea (1,5 tahun), Frank Lampard tak pernah menanggalkan permainan menyerangnya.
Lampard identik dengan gaya bermain menyerang dengan Pressing tinggi dari area lawan. Hal ini dibuktikan pada musim 2019/20 lalu, di mana Chelsea berada di peringkat kelima dalam hal Pressing di area lawan.
Lampard biasanya menggunakan formasi 4-3-3, di mana total delapan pemain yang terdiri dari tiga pemain depan, tiga pemain tengah dan dua bek sayap melakukan Pressing di area lawan.
Formasi ini pun terkadang akan diubahnya menjadi 4-2-2-2 di mana lini tengah akan diisi oleh Double Pivot yang punya peranan dalam mempertahankan penguasaan bola.
Hanya saja, Lampard lebih sering memainkan Pattern 4-3-3 yang bersifat menyerang. Sayangnya, Pattern ini tak berhasil di Chelsea menyusul buruknya sistem bertahan yang diterapkannya.
Gaya bermain High Pressing yang diterapkannya kerap meninggalkan lubang menganga di area tengah. Saat di Chelsea, sistem bertahan ini terekspos dengan permainan Counter Attack yang dipakai lawan.
Di Everton nanti, Lampard nampaknya telah belajar satu dua hal sebelum menggunakan permainan menyerang 4-3-3 yang ia inginkan.
Kebetulan, Everton punya pemain yang bisa memenuhi gaya bermain Lampard yang menyerang ini. Hal ini tak lepas dari adanya Abdoulaye Doucoure dan Allan yang dikenal sebagai Ball Winner.
Karena kehadiran dua sosok itu, Lampard nampak tak akan pusing dalam membentuk sistem pertahananan dari area tengah saat melakukan High Pressing.
Dengan kata lain, formasi 4-3-3 menyerang ini akan memberikan keleluasaan bagi para penyerang Everton macam Richarlison, Dominic Calvert-Lewin dan Andros Townsend.
Jika di ulas, beginilah formasi 4-3-3 yang akan dipakai Lampard bersama Everton nanti
Jika Lampard menggunakan formasi 4-2-2-2, maka Richarlison dan Calvert-Lewin akan berfungsi sebagai Focal Point, di mana lebar lapangan akan dimanfaatkan oleh Demarai Gray dan Andros Townsend.
Hal ini akan membuat formasi menjadi 2-2-6 dan memberi Everton keleluasaan untuk melakukan High Pressing dengan adanya empat pemain depan tersebut di tambah Seamus Coleman dan Vitaly Mykolenko yang naik ke area lawan.
Lantas bagaimana saat bertahan? Formasi 4-2-2-2 ini akan membuat Lampard memberikan tugas kepada Doucoure dan Allan menjadi penyaring utama serangan lawan baik dari tengah dan lebar lapangan.
Jika menggunakan formasi 4-2-2-2, maka kurang lebih begini penampakan formasi Everton:
Taktik High Pressing Lampard ini sejatinya awam dipraktekan doleh tim -tim besar Liga Inggris musim ini seperti Manchester City, Liverpool dan Chelsea.
Dengan kata lain, Everton akan menyambut hadirnya permainan sepak bola modern di bawah arahan Lampard yang urung ditampilkan oleh Carlo Ancelotti dan bahkan Rafael Benitez.
Oleh karenanya, menarik untuk menantikan bagaimana Lampard akan mentransformasi permainan Everton di sisa musim 2021/22 ini.
Akankah Frank Lampard bisa membawa Everton keluar dari papan bawah dan masuk ke papan tengah maupun zona kompetisi Eropa?