In-depth

Arsenal dan Hobi Baru Memutus Kontrak Para Bintangnya, Ada Apa?

Kamis, 3 Februari 2022 17:56 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
© Chloe Knott - Danehouse/Getty Images
Mesut Ozil saat masih membela Arsenal (Foto: Chloe Knott - Danehouse/Getty Images) Copyright: © Chloe Knott - Danehouse/Getty Images
Mesut Ozil saat masih membela Arsenal (Foto: Chloe Knott - Danehouse/Getty Images)
Sejumlah Nama Jadi Korban

Dalam bursa transfer Januari kemarin, Aubameyang bukanlah satu-satunya pemain Arsenal yang mengalami pemutusan kontrak. Bek kiri Sead Kolasinac juga mengalaminya, yang membuat ia bisa pindah ke Marseille secara gratis.

Tak hanya itu, Arsenal juga melepas gratis bek tengah Calum Chambers ke sesama klub Liga Inggris, Aston Villa, meski kontraknya sebetulanya baru berakhir Juni nanti.

Situasi serupa juga terjadi musim lalu dengan skala yang menggemparkan, yakni pemutusan kontrak Mesut Ozil. Mirip Aubameyang, Ozil juga lebih dulu dibekukan dari skuat meski dengan durasi lebih panjang, sebelum diputus kontraknya pada Januari 2021.

Kemudian pada akhir musim lalu, bintang asal Brasil, Willian, juga mengalami nasib serupa dengan diputus kontraknya hanya satu tahun setelah diboyong dari Chelsea, karena gagal menyuguhkan performa apik.

Selain nama-nama tersebut, pemain lain yang juga mengalami pemutusan kontrak adalah Skhodran Mustafi serta Sokratis Papastathopoulos.

Nama-nama di atas jelas bukan pemain kacangan. Namun jika diperhatikan, mayoritas dilepas saat kontribusinya menurun dan terbilang minim, meski kasusnya sedikit berbeda untuk Ozil dan Aubameyang.

Di satu sisi, hal ini menunjukkan ketegasan manajemen Arsenal dan juga Mikel Arteta terkait situasi skuat. Mereka tak ragu untuk melepas para pemain under perform, meski berisiko tak mendapatkan uang transfer.

Di sisi lain, situasi ini juga menunjukkan kegagalan klub dalam hal manajemen kontrak. Beberapa nama yang mengalami penurunan performa pada akhirnya sulit dijual karena usia yang terlalu tua, gaji terlalu besar, atau memiliki banderol tinggi karena sisa kontrak yang terlalu panjang.

Tak hanya itu, hal ini juga menunjukkan kelemahan Arsenal dalam bernegosiasi dengan klub-klub peminat sehingga akhirnya lebih memilih melepas pemainnya secara gratis.

Meski membantu Arsenal dalam menghemat biaya gaji seperti dalam kasus Aubameyang dan Ozil yang termasuk penerima gaji terbesar di klub, kebiasaan memutus kontrak ini di sisi lain membuat klub Liga Inggris itu kehilangan pemasukan dalam hal dana transfer.

Dengan situasi ini, The Gunners wajib lebih berhati-hati, agar situasi banjir putus kontrak ini tak terulang lagi di masa depan.