INDOSPORT.COM - Massimo Luongo merupakan pemain keturunan Indonesia yang menolak dinaturalisasi dan memilih membela timnas Australia. Bagaimana kabarnya sekarang?
Asosiasi sepak bola Indonesia, PSSI, terus berusaha untuk mencari pemain keturunan Tanah Air yang berkarier di luar negeri untuk dinaturalisasi, atas keinginan pelatih Shin Tae-yong.
Sejauh ini sudah ada dua nama yang prosesnya sudah berjalan lancar. Mereka adalah Sandy Walsh dan Jordi Amat. Berkas keduanya sudah rampung diteliti oleh pihak Kemenpora.
Kepastian itu disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pada Selasa (01/03/22). Ia menyebut dokumen naturalisasi keduanya kini tinggal dilimpahkan ke Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham).
Sebelumnya pihak Kemenpora mengabarkan proses naturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat menemui kendala, karena administari yang masih kurang lengkap. Namun hal itu dibantah oleh PSSI lewat anggota Exco, Hasani Abdulgani.
"Sebenarnya bukan dokumen (yang menjadi hambatan)," tulis Hasani Abdulgani seperti dilansir dari Instagram-nya , @hasaniabdulgani.
"Tetapi pertanyaan atau kajian mengapa harus ada pemain naturalisasi, bagaimana dengan aturan FIFA, dan lainnya yang dipertanyakan tim hukum Menpora kepada PSSI."
"Mudah-mudahan dalam satu dan dua hari ke depan akan dikirimkan ke Menpora," tambah Hasani.
Masalah tersebut sudah diselesaikan oleh PSSI, dan Zainudin Amali pun berharap proses naturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat segera rampung dalam waktu dekat, agar bisa tampil di Kualifikasi Piala Asia 2023.
Selain Sandy Walsh dan Jordi Amat, PSSI juga telah menghubungi sejumlah pemain keturunan lain.
Seperti Kevin Diks, Tijjani Reijnders, Mess Hilgers, hingga Ragnar Oratmangoen. Akan tetapi mereka menolak untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Nama-nama di atas yang menolak dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia bukanlah yang terbaru. Sebelumnya sudah ada juga yang melakukannya, salah satunya adalah Massimo Luongo.