Drama Naturalisasi Emil Audero, Lama-lama Seperti Sinetron "Dunia Terbalik"
Dulu, Kurnia Sandy membuat bangga publik Indonesia karena dia berhasil membuat Sampdoria tertarik untuk merekrutnya. Kurnia Sandy tercatat sebagai pemain Sampdoria edisi 1996-1997.
Sandy yang saat itu berusia 21 tahun dikabarkan berstatus kiper ketiga Sampdoria setelah Fabrizio Ferron dan Matteo Sereni. Dia menggunakan nomor punggung 26.
Dia ditaksir Sampdoria berkat program mercusuar bertajuk PSSI Primavera, yang juga dihuni oleh Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Aples Tecuari, dan Indriyanto Nugroho.
Bagi Kurnia Sandy bergabung dengan salah satu klub elite Serie A Liga Italia (Sampdoria kampiun edisi 1990-1991) rasanya seperti mimpi.
Dia dikelilingi pemain-pemain hebat sekaliber Sinisa Mihajlovic, Juan Veron, Roberto Mancini, dan Vincenzo Montella, dan pelatih Sven-Gorran Eriksson.
Berbeda dengan sekarang. timnas Indonesia seolah-olah tengah ‘memohon’ kepada Sampdoria, untuk mengizinkan kipernya, yakni Emil Mulyadi, membela Timnas Indonesia.
Keinginan Shin Tae-yong menaturalilasi Emil Audero sejatinya membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya, pelatih asal Korea Selatan itu sudah memiliki empat kiper lokal yang tak kalah berkualitas.
Diketahui ada nama Ernando Ari Sutaryadi, Muhammad Riyandi, Nadeo Argawinata, dan Syahrul Fadillah dalam slot kiper Skuad Garuda di Piala AFF.
Nadeo Argawinata sejauh ini merupakan kiper yang paling diandalkan Shin Tae-yong, dengan catatan dua clean sheet dan 17 kali kebobolan dalam 10 penampilannya untuk timnas Indonesia di semua kompetisi.