In-depth

Punya Kompleks Latihan Sendiri, ASIOP FC Lebih dari Sekadar Klub Liga 3

Jumat, 18 Maret 2022 09:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Indra Citra Sena/INDOSPORT
Potret salah satu lapangan berstandar FIFA di ATG Sentul yang biasa dipakai latihan oleh ASIOP kategori usia U-8, U-10, U-11, dan U-12. Copyright: © Indra Citra Sena/INDOSPORT
Potret salah satu lapangan berstandar FIFA di ATG Sentul yang biasa dipakai latihan oleh ASIOP kategori usia U-8, U-10, U-11, dan U-12.
Suasana Kondusif nan Asri

Selain lapangan untuk kebutuhan teknik dasar sepak bola, ATG Sentul juga dilengkapi dengan ruangan gym yang biasa dipakai buat variasi latihan para pemain. Belum lagi ruang kelas tempat mempelajari taktik bersama pelatih. 

Berikutnya, ada tribun penonton yang letaknya berada di antara dua lapangan berstandar FIFA dengan kapasitas 500 orang. Di bagian bawah tribun terdapat ruang ganti pemain, baik untuk tim tuan rumah maupun tamu. 

Ruang ganti ini tergolong mewah, bahkan mirip tampilan di stadion-stadion besar seperti Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), lengkap dengan toilet dan kamar mandi pemain. 

Bukan cuma soal fasilitas, ATG Sentul turut menawarkan suasana kondusif nan asri mengingat lokasinya berada di pinggir kota dengan sajian pemandangan indah berupa perbukitan yang tampak berbaris di sebelah timur. 

"Intinya kami ingin memberikan kenyamanan kepada semua pihak yang datang ke sini. Entah itu siswa akademi, orang tua siswa, pemain, pelatih, maupun pengunjung lain," jelas Dhamayanti. 

Ada pun pekerjaan rumah dari mengelola suatu kawasan yang berkualitas adalah maintenance alias perawatan. ATG Sentul menyadari hal ini, sehingga benar-benar memperhatikan demi kenyamanan semua orang. 

Untuk memastikan perawatan fasilitas berjalan lancar, terutama lapangan sintetis, Dhamayanti memiliki total 10 karyawan yang bekerja dengan sistem shift. Paling utama tentu saja menjaga keseimbangan granule (pasir karet). 

"Sangat penting untuk selalu mengecek granule di lapangan," ungkap ibunda mantan gelandang timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri, Khairul Imam Zakiri, ini. 

"Komposisinya harus pas supaya rumput sintetis tidak cepat rusak. Paling tidak dua kali seminggu harus diganti, terlebih sehabis hujan deras karena banyak yang hanyut terbawa air," kata Dhamayanti.