Rusuh! Kemenangan di Super Clasico Buat Pemain Boca Juniors Harus Dikawal Puluhan Polisi
Mempertemukan dua kesebelasan besar Argentina, Super Clasico kerap dihiasi oleh kemunculan bintang-bintang yang tampil brilian dalam laga tersebut.
Baik itu pemain yang berasal dari akademi maupun pemain asal Argentina yang merasakan langsung menjadi pihak yang terlibat dalam laga seakbar Superclásico.
Dari sekian banyak pemain asal Argentina, setidaknya ada empat pemain yang pernah merasakan langsung atmosfer Superclásico kala mereka masih berstatus sebagai pemain.
Keempat pemain ini memberikan sebuah warna tersendiri dalam laga Superclásico saat mereka masih bermain. Mereka adalah Diego Maradona, Gabriel Batistuta, Juan Roman Riquelme, dan Carlos Tevez.
Maradona adalah anak yang besar di wilayah pelabuhan Buenos Aires. Mengenakan jersey Boca, bagi Maradona, lebih dari sekadar mengenakan jersey dan kemudian turun bertanding, tapi juga mewakili daerah pelabuhan tempat ia tinggal.
Namanya pun semakin naik kala ia mampu mencetak hat-trick dalam sebuah laga Superclásico yang berlangsung pada 10 April 1981 di La Bombonera.
Lewat cetakan hat-trick-nya, Boca sukses meraih gelar juara Liga Argentina, dan Maradona pun sukses mengangkangi legenda-legenda Argentina yang bermain untuk River.
Selain Maradona, ada nama Juan Roman Riquelme yang juga ditempa dengan atmosfer panas Super Clasico, playmaker yang terkenal dengan soft touch benar-benar merasakan atmosfernya.
Memulai karier sebagai pemain muda di Boca pada 1996, ia menikmati tujuh musim luar biasa bersama Boca sampai 2002 (ia pulang kampung ke Boca pada 2008).
Raihan enam gol yang ia catatkan dalam laga Superclásico sampai 2002 silam membuatnya dielu-elukan publik La Bombonera, mengguratkan kenangan indah tentangnya di Boca.
Ada juga nama Gabriel Batistuta serta Carlos Tevez. Terkhusus untuk kasus Batistuta, ia adalah pemain potensial River Plate yang tersia-siakan sebelum akhirnya menemukan penampilan terbaiknya di Boca di bawah asuhan Oscar Tabarez.
Di bawah asuhan Daniel Passarella di River, Batigol sulit untuk menemukan kemampuan terbaik karena perbedaan pandangannya dengan Passarella.
Sedangkan Carlos Tevez, seperti halnya Diego Maradona, adalah pujaan para pendukung Boca. Pada 2004 silam, ia menandai kehadirannya dalam laga Super Clasico setelah melakukan perayaan gol dengan menirukan gaya ayam kepada para pendukung River.
Hal yang pada akhirnya memantik pertikaian antar suporter kedua tim dan membuat Tevez harus sampai meminta maaf kepada para pendukung River.