FIFA Rilis Bola Resmi Piala Dunia 2022, Punya Teknologi Dewa Tapi Tak Luput dari Kritikan
Hal tersebut diungkapkan oleh Franziska Loeffelmann, direktur desain di departemen grafis sepak bola Adidas.
"Permainan semakin cepat, dan saat semakin cepat, akurasi dan stabilitas di udara menjadi sangat penting," ujar Franziska Loeffelmann, dikutip Indosport dari laman resmi FIFA.
"Desain baru memungkinkan bola mempertahankan kecepatannya secara signifikan lebih tinggi saat bergerak di udara," tutur Loeffelmann menambahkan.
Selain bisa mempertahankan kecepatan di udara, Al Rihla juga ditambah dengan dua teknologi baru yaitu CTR-CORE dan SPEEDSHELL.
Dilansir dari Versus, CTR-CORE adalah sebuah inovasi di dalam bola yang disetel untuk meningkatkan akurasi dan konsistensi.
Teknologi ini mendukung permainan yan cepat dan tepat dengan bentuk dan retensi di udara maksimum sehingga bola akan tetap stabil meskipun sering menjadi objek rebutan pemain.
Sementara SPEEDSHELL adalah kulit bola poliuretan (PU) yang menampilkan tekstur mikro dan makro dalam bentuk panel 20 bagian baru, guna meningkatkan aerodinamika, akurasi di udara.
Dua teknologi diatas menjadi unggulan dari Al Rihla daripada bola-bola yang pernah digunakan di Piala Dunia. Namun seperti bola-bola di Piala Dunia sebelumnya, Al Rihla ternyata juga tak luput dari kritikan tajam.
Dilansir dari Daily Mail, Al Rihla memiliki corak warna tipis yang memungkinkan para penjaga gawang susah untuk melihat bola itu datang ke arah mereka.
Spektrum warna Biru, Merah, dan Jingga mengelilingi kulit bundar tersebut dan membentuk pola segitiga di setiap sisi. Sebelum Al Rihla, bola Piala Dunia 2010, Jabulani mendapat kritikan tajam karena memiliki kualitas yang berbeda-beda sehingga banyak pemain yang melakukan blunder konyol.