INDOSPORT.COM - Walau Persebaya Surabaya gagal menjadi kampiun Liga 1 musim 2021/2022 namun setidaknya mereka masih bisa berbangga.
Nakhoda mereka, Aji Santoso, sukses menggondol predikat pelatih terbaik usai mengantarkan anak-anak asuhnya finis di lima besar klasemen akhir.
Aji adalah sebuah anomali. Dewasa ini seakan klub Liga 1 merasa sulit menjadi juara apabila tidak menggunakan jasa juru taktik asing.
Tengok saja empat klub yang berada di atas Persebaya. Semuanya memperkerjakan pelatih dari luar negeri baik itu Eropa maupun Amerika Latin.
Bali United, sang juara, dipegang oleh Stefano 'Teco' Cugurra (Brasil), Persib Bandung bersama Robert Rene Alberts (Belanda), Bhayangkara FC dikemudikan Paul Munster (Irlandia Utara), dan Arema FC punya Eduardo Almeida (Portugal).
Hanya saja Aji tidak gentar sama sekali. Ia justru memberikan perlawanan dengan cara yang paling berani dan menantang.
Pemiliki lisensi UEFA Pro tersebut menginstruksikan pada para penggawa Persebaya untuk bermain terbuka nan atraktif.
Kombinasi umpan-umpan pendek yang membuat Bajul Ijo dominan dalam penguasaan bola jadi strategi andalan Aji dalam mengarungi Liga 1.
Tidak cuma itu, Aji juga tidak takut mempercayakan pemain muda Indonesia seperti Marselino Ferdinan (17) atau Ricky Kambuaya (23) untuk menjadi tumpuan reguler di starting XI.
Aji jpun tidak masalah memainkan pemain veteran macam Samsul Arif yang musim ini genap berusia 37 tahun. Bahkan penyerang mungil tersebut bisa menggelontorkan 11 gol dari 26 penampilan.