INDOSPORT.COM - Jelang dimulainya laga leg pertama babak delapan besar Liga Champions 2021/2022 melawan Atletico Madrid, Pep Guardiola angkat bicara soal klaim jika dirinya adalah pelatih yang terlalu banyak berpikir.
Dengan nada satir, manajer Manchester City tersebut mengaku jika dirinya memang senang overthingking dalam meracik taktik sehingga hasilnya terkadang justru tak memuaskan.
Boleh dikatakan Guardiola memang adalah pelatih sepak bola terbaik di dunia namun 'kekurangan' terbesarnya mungkin adalah tendensi untuk mengutak-atik skema dengan jaminan menangnya di waktu yang kurang tepat.
Contohnya di final Liga Champions musim lalu dimana City berjumpa dengan Chelsea. The Cityzens yang kala itu sukses menjadi kampiun Liga Inggris diposisikan sebagai favorit.
Jika memainkan taktik yang biasa dijalankan, maka Kevin de Bruyne dan kolega hampir pasti akan mengangkat trofi The Big Ears namun Guardiola memilih bereksperimen.
Manchester City memilih bermain tanpa striker dan gelandang bertahan murni dengan mencadangkan Sergio Aguero dan Fernandinho.
Pep Guardiola baru memasukkan keduanya saat Chelsea sudah unggul 1-0 berkat gol Kai Havertz namun usaha tersebut sia-sia dan akhirnya City kalah dan ejekan jika dirinya terlalu suka 'neko-neko' pun melekat.
"Di Liga Champions, aku selalu overthingking. Banyak taktik baru yang kupikirkan dan anda akan menyaksikannya besok," ujar Guardiola pada Sky Sports.
"Tapi itu alasan kenapa aku selalu menang di Liga Champions. Akan sangat membosangkan jika aku terus memainkan strategi yang sama,"
"Aku akan memikirkan sebuah taktik yang konyol. (Melawan Atletico) Kami akan bermain dengan 12 pemain sekaligus," lanjutnya menyindir para wartawan.