Ingin Untung Malah Buntung, 3 Klub Liga 1 Terseret Kasus Penipuan Trading Bodong
Sejatinya kasus robot trading Viral Blast Global yang menyeret sejumlah klub profesional liga Indonesia ini tak hanya melibatkan tiga klub yang sudah dipanggil ke Bareskrim Polri untuk dimintai keterangan.
Selain Persija Jakarta, PSS Sleman dan Madura United masih ada dua klub olahraga lain yang juga mendapat aliran dana panas yang merugikan setidaknya 12.000 anggotanya dengan nilai mencapai 1,2 triliun.
Perusahan robot trading abal-abal ini sejak awal September tahun lalu telah menjalin kerjasama dengan lima klub olahraga ternama di tanah air. Selain tiga klub di atas masih ada dua lainya.
🙃🙃🙃https://t.co/dHlUPdrqXY pic.twitter.com/O1BhEdZi8R
— IDS (@indosupporter) April 17, 2022
Kedua klub ini adalah Bhayangkara FC (Liga 1) dan Mitra Surabaya FC yang saat ini berada di kompetisi divisi ketiga regional Jawa Timur. Dalam foto yang sempat beredar, di acara launching kerjasama terpampang logo kelimanya.
“Dengan bangga kami memperkenalkan Viral Blast Global. Telah menjadi sponsor remi 5 klub sepak bola papan atas Liga Indonesia, diikuti kelima logo klub dari Madura hingga Mitra Surabaya FC,” tulisan dalam background acara.
Setelah ramai dan menjadi perbincangan segenap insan penikmat dan suporter sepak bola Indonesia. Sorotan tajam tentu mengarah ke Bhayangkara FC yang terkesan mendapat keistimewaan dari aparat.
— ini Alif (@mokh_alifuddin) April 17, 2022
Banyak komentar menanggapi tidak adanya Bhayangkara FC dalam daftar panggilan Breskrim Porli beberapa waktu lalu, sebab mereka juga secara resmi mengikat kerjasama dengan perusahaan trading bodong itu.
“Masak Polisi mau nylidikin Polisi gak etis kan wkwkw aku suka negara ini,” komentar akun @heruapriyanto15.
“Mungkin pihak Bhayangkara udah langsung diperiksa sebelum yang lain. Atau mereka yang bongkar sendiri aliranya, ya positif thinking aja dulu meskipun susah,” komentar akun @sixteenboyzzz
“Gak mungkin jeruk makan jeruk, jadi Bhayangkara aman sih kayaknya,” komentar akun @MedanisBlue.
“Tiga murid dipanggil kepala sekolah karena bolos sekolah, yang satu ngga ikut karena anak pemilik yayasan sekolah,” komentar akun @satriaswhyd.
“Biasa dong Polisi punya privilege tersendiri. Positive thinking aja mereka diperiksa sendiri tapi enggak disebut namanya buat melindungi nama baik bayang-bayang fc,” komentar akun @irkhamdwi10.