Pembantaian dari Liverpool Jadi Bukti Manchester United Salah Urus sejak Lama
Sebagai contoh. Sejak 2015 atau saat Jurgen Klopp tiba di Liverpool, Manchester United menjadi tim terboros dalam belanja transfer.
Transfer Liverpool sejak 2015
Total Belanja: 479 juta poundsterling
Total Penjualan: 360,8 juta poundsterling
Total Belanja Bersih: 115 juta poundsterling
Transfer Man United sejak 2015
Total Belanja: 832 juta poundsterling
Total Penjualan: 229 juta poundsterling
Total Belanja Bersih: 603 juta poundsterling
Terlihat dari keduanya, terdapat gap begitu besar dalam belanja dan penjualan. Man United benar-benar seperti amatir dalam urusan jual beli dibanding rezim sebelum Ed Woodward.
Buruknya lagi adalah program Scouting Man United yang seakan tak bisa mengidentifikasi pemain mana yang dibutuhkan dan lebih memilih nama besar demi memuaskan fans.
Di musim panas lalu, Man United mendatangkan Jadon Sancho, Raphael Varane, dan Cristiano Ronaldo. Ketiga nama ini datang dengan nama besar, bukan kebutuhan tim.
Pada akhirnya, benar jika Louis van Gaal menyebut Man United sebagai klub komersial, bukan klub sepak bola pada umumnya.
Kejadian salah urus dalam kacamata sepak bola membuktikan bahwa Man United cerdas dalam beroperasi sebagai Brand ketimbang sebagai sebuah klub sepak bola.
Hal ini tak lepas dari sosok Ed Woodward yang berlatar belakang akuntan dan investasi, alih-alih sebagai orang yang mengerti cara kerja di dunia sepak bola.
Perginya Ed Woodward di akhir musim ini pun bisa menjadi penanda bahwa Man United akan kembali menjadi klub sepak bola, dan bukan lagi klub komersial.