Apa Kabar Adriano, Si Kaki Maut Inter Milan yang Sempat Terjerumus ke Dunia Hitam
Namun sayang, meski punya potensi dan dianggap sebagai salah satu penyerang paling berbahaya di Liga Italia, karier Adriano mendadak menurun sejak tahun 2006 silam.
Bahkan, Adriano sempat dua kali tertangkap berpesta di klub malam dan kecanduan alkohol hingga obat-obatan terlarang.
Puncaknya pada musim 2006/07 hingga 2007/08, jumlah gol Adriano buat Inter Milan bahkan tak mampu mencapai 10.
Melansir dari wawancara mantan kapten Inter Milan, Javier Zanetti, kepada TuttoMercato pada 2017 lalu, penyebab utama menurunya performa Adriano disebabkan oleh rasa depresi sang pemain usai ditinggal wafat Ayahnya di tahun 2004.
"Ketika mendapatkan telepon soal kematian ayahnya, kami berada di kamar. Dia (Adriano) membanting telepon dan mulai berteriak dengan cara yang tidak bisa dibayangkan," ungkap Zanetti.
"Sejak saat itu, Massimo Moratti (Presiden Inter Milan) dan saya memperlakukannya sebagai adik. Dia terus bermain sepak bola, mencetak gol dan mendedikasikan golnya untuk ayahnya dengan menunjuk langit. Namun, setelah panggilan telepon itu, tidak ada yang sama seperti sebelumnya," tambahnya.
Usai penampilannya yang kian memburuk bersama Inter Milan, pada tahun 2009 Adriano resmi dilepas Nerazzurri dan sang pemain memutuskan pulang ke kampung halamannya di Brasil.
Sempat gemilang bersama Flamengo hingga membuat AS Roma tertarik mendatangkannya di musim 2010/11, namun karier Adriano benar-benar terlihat habis di Eropa lantaran cuma bisa tampil 8 laga tanpa gol buat Serigala Ibukota.
Kehidupan Adriano semakin bertambah parah setelah dirinya gantung sepatu di tahun 2016, di mana sang top skor Copa América 2004 ini tinggal di sebuah pemukiman kumuh di Brazil, Vila Cruzeiro.
Akibat kebiasaan buruknya yang gemar meminum alkohol serta obat-obatan, membuat Adriano dikabarkan harus menjual rumah mewahnya seharga 1,3 juta euro (Rp22,3 miliar).