Menanti Kembalinya 3 Derbi Terpanas ke Pentas Liga 1 Indonesia
Selain itu, secara bahasa, pertandingan yang mempertemukan dua rival dari satu kota maupun satu daerah bisa disebut sebagai ‘derbi’ atau ‘derby’. Ada banyak pertandingan derbi yang ada di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Pertandingan derbi di Indonesia sangat menarik, atmosfer di stadion sepak bola ketika mempertemukan beberapa tim ini bahkan jadi yang terpanas di Asia Tenggara.
Penuh semarak dukungan, saling adu kreatifitas namun bisa berubah 360 derajat tak kala mempertemukan dua tim rival yang berasal dari satu kota mapun daerah yang sama, inilah sisi menarik derby dalam sepak bola.
Berikut tiga derby yang wajib kalian tonton meski hanya sekali dalam seumur hidup yang ada di liga Indonesia. Meski ketiganya tak akan berlangsung dalam waktu dekat, bahkan baru bisa disaksikan beberapa tahun lagi.
Derbi Tangerang
Meski telah lama vakum di persepakbolaan Indonesia, pertandingan yang mempertemukan dua tim sepak bola asal Kabupaten Tangerang memang patut untuk di nantikan. Kedua tim bertemu terakhir kali pada edisi Liga Indonesia 2007.
Setelahnya sepak bola Tangerang seakan berjalan mundur, bahkan pada tahun 2012 lalu, MUI Tangerang sampai mengharamkan aktivitas sepak bola. Karena hal itu Persita terpaksa keluar dari Stadion Benteng Tangerang.
Klub berjuluk La Viola itu baru kembali bermain di Tangerang setelah mereka memiliki stadion baru, tepatnya setelah larangan MUI pada tahun 2018 telah dicabut. Setelah ada komitmen dari dua kelompok suporter.
Kini keadaan sepak bola Tangerang berangsur membaik, Persita Tangerang telah berada di kasta teratas sepak bola Indonesia. Sayangnya, Persikota Tangerang masih merajut promosi dari Liga 3 setelah kepemilikan klub beralih ke tangan Prilly Latuconsina.
Derbi Jakarta
Persija Jakarta mungkin pernah jadi satu-satunya wajah sepak bola Jakarta sebelum ada Persitara. Namun, Persitara lahir pada tahun 1979, setelah itu otomatis warna Jakarta tak lagi merah atau oranye saja, sebab ada warna biru di Utara Jakarta.
Datang sebagai tim baru tak menghalangi upaya Si Pitung dalam merusak hegemoni Persija Jakarta di Ibu Kota. Berawal dari Utara Jakarta, kedatangan Persitara langsung membuat panas pihak Macan Kemayoran.
Ditambah dengan fakta bahwa Persitara lahir dari produk politik yang menginginkan ada klub lain selain Persija Jakarta. Persitara dulu bernama Persija Timur Utara, sebelum akhirnya berubah menjadi Persitara Jakarta Utara pada tahun 1985.
Perseteruan antara Persija dan Persitara diyakini makin meruncung sebab ada pandangan yang mengatakan bahwa Macan Kemayoran jadi anak 'emas' Pemerintah Daerah. Kondisi berbeda justru dialami saudara mudanya.
Dengan segala kisah masa lalu yang ada tentu berakibat pada tensi pertandingan yang tak terbendung di lapangan maupun di luar lapangan. Kedua suporter bagaikan air dan minyak. Ketika dua tim bertemu pihak Kepolisian selalu kerepotan.
Sayangnya pertandingan kedua tim ini tak lagi mentas lebih dari 10 tahun terakhir. Kedua tim dipisahkan oleh keadaan yang lucunya tetap sama. Persija seakan jadi anak emas Ibu Kota sedangkan Persitara masih berkutat di kasta bawah.