Romelu Lukaku: Fenomenal di Inter Milan, Jadi Duri dalam Daging Chelsea
Selain itu, rata-rata dia hanya mampu mencetak satu gol saat Chelsea menghadapi enam tim papan atas “The Big Six” Liga Inggris di musim ini.
Romelu Lukaku diketahui hanya sekali mencetak gol ke gawang Arsenal, tepatnya pada 22 Agustus 2021 lalu. Sisanya, gol Lukaku didistribusikan ke segelintir klub medioker Liga Inggris.
Rinciannya, Lukaku tiga kali membobol gawang Aston Villa, yakni 2 gol (11 September), 1 gol dan 1 assist (26 Desember). Satu gol lainnya dicetak ke gawang Brighton pada 29 Desember.
Lima golnya tersebut tersebut rupanya hanya menempati urutan ke-55 dari daftar pencetak gol terbanyak di Liga Inggris.
Sementara di kompetisi Liga Champions, Lukaku hanya mampu melesakkan dua gol ketika Chelsea menghadapi Zenit St Petersburg dalam dua pertemuan di fase grup.
Dari torehan golnya secara keseluruhan, Lukaku mengantongi 7 juta pounds atau setara Rp131,3 miliar per gol yang melibatkannya.
Lukaku tercatat juga sudah melewatkan 12 pertandingan Chelsea sejauh musim ini. Selain karena cedera dan terpapar cedera, absennya itu karena dia tidak dimasukkan ke skuat utama oleh Tuchel.
Tentunya, kondisi Lukaku saat ini memang sangat bertolak belakang dengan saat dirinya tampil bersama Inter Milan dan mencatatkan statistik yang luar biasa.
Setelah meninggalkan Manchester United pada musim panas 2019 lalu, Romelu Lukaku bangun dari mati suri di Inter Milan.
Gemblengan khusus eks pelatih Antonio Conte membua didinya tampil gacor dalam dua musim.
Lukaku sukses mengantarkan Inter Milan meraih gelar juara Serie A pertamanya dalam 11 tahun. Kontribusinya sangat terasa karena Lukaku terbilang rajin dalam urusan mencetak gol.
Lukaku berhasil memproduksi 24 gol dalam ajang Serie A saja - total 30 gol. Torehan tersebut menempatkannya persis di belakang Cristiano Ronaldo yang jadi Capocannoniere dengan 29 gol.
Dan pada musim sebelumnya, Lukaku memproduksi sebanyak 34 gol dari 51 penampilannya di semua kompetisi. Jadi kalau soal mencetak gol, pria berkebangsaan Belgia tersebut sudah cukup teruji.
Meski keran golnya sangat lancar, namun Lukaku juga tak bersikap egois kepada rekan-rekannya. Hal ini terbukti dengan dirinya mencetak 11 assist pada musim terakhirnya di Inter Milan, terbanyak di Liga Italia.
Jika melihat torehannya di Chelsea musim ini, Lukaku bisa dianggap sebagai penandatanganan terburuk musim ini, dan salah satu rekrutan terburuk dalam sejarah Chelsea.