Kisah ‘Heroik’ Pendukung NAC Breda, Mati-matian Lindungi Klub dari Gurita Bisnis Man City
Pada waktu yang hampir bersamaan, lebih dari 300 mil jauhnya, mobil pendukung NAC lainnya mencapai Soevereinstadion, kandang tim Divisi B Belgia, Lommel SK (salah satu klub CFG).
Di pagar jalan di luar pintu stadion, mereka memasang spanduk lain yang juga sama dengan yang digunakan di Etihad.
"Rencana itu terungkap persis seperti yang kami inginkan," Leon Deckers, salah satu pendukung yang melakukan perjalanan ke Manchester, dikutip dari JOE.
"Ini hanya bagian dari apa yang kami lakukan, tetapi mendapat banyak sorotan dan itu penting.
"Itu membantu kami untuk menyampaikan pesan kami - bahwa kami adalah klub yang bangga dan tidak akan menerima menjadi bagian dari model bisnis City Football Group."
NAC Breda sendiri kini bermain di Eerste Divisie, kasta kedua sepak bola Belanda, sejak terdegradasi dari Eredivisie pada 2019 silam.
Meskipun tergelincir ke divisi yang lebih rendah, NAC masih mencatat rata-rata kehadiran penonton di stadion yang mencapai lebih dari 17.000 pada musim pertama mereka setelah degradasi.
Angka ini menurun sekitar 1.000 penonton dari sebelumnya ketika mereka masih bercokol di kompetisi elite Belanda.
Kendati demikian, statistik di atas menunjukkan bahwa mayoritas pendukung NAC Breda masih setia dengan klub kebanggaan mereka.
Pada bulan Maret lalu, telah diumumkan bahwa City Football Group (CFG) mencapai kesepakatan untuk membeli NAC seharga 7 juta euro atau sekitar. Kabar ini langsung menyulut gelombang protes dari para pendukung setia NAC Breda yang tak setuju.
Apabila proses akuisisi CFG berjalan lancar, maka dapat dipastikan NAC menjadi tim ke-12 yang masuk dalam portofolio CFG, bersama Manchester City, Lommel dan sejumlah klub lainnya.