Pandemi Menurun, Umuh Muchtar Merasa Suasana Lebaran Berbeda
Hanya saja, untuk tahun ini lebaran menjadi lebih terasa, lantaran kasus pandemi Covid-19 sudah mulai menurun dan masyarakat bisa kembali berkumpul bersama keluarga serta bersilaturahmi.
"Tradisi seperti ini semua warga kerabat pada datang, setelah selesai sholat Ied saya menyiapkan, ada dari besan pada kumpul di sini para saudara yang terdekat terutama pada berdatangan ini yang membuat saya bahagia, ini bisa dilihat di luar juga pada datang silih bergantian," jelas Umuh.
Setelah selesai silaturahmi di rumahnya di Gang Desa, Kiaracondong, Umuh mengaku langsung berangkat ke kediamannya yang ada di Tanjungsari, Kabupeten Sumedang.
Menurut Umuh, biasanya silaturahmi di kediamannya di Tanjungsari lebih meriah, pasalnya tetangga baru bertemu dengannya saat berkunjung ke rumahnya.
"Setelah silaturahmi di sini, saya ke Tanjungsari, di Tanjungsari malah lebih banyak lagi, karena di sana belum bersalaman kalau di sini kan beberapa ada yang sudah bersalaman di Mesjid," ungkap Umuh.
Sebelumnya dalam menyebutkan bulan suci Ramadan, Umuh Muchtar, menggelar tradisi 'ngagogo' di kediamannya di Tanjungsari, Kabupeten Sumedang, Sabtu (02/04/22).
Kegiatan ngagogo atau menangkap ikan tanpa menggunakan alat bantu ini, diikuti ratusan masyarakat sekitar dari berbagai lapisan usia mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut, apalagi pria yang akrab disapa Pak Haji ini memberikan hadiah kepada peserta yang bisa menangkap ikan lebih dulu.
Menurut Umuh, kegiatan ngagogo ini merupakan tradisi yang dilakukan olehnya dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan pada setiap tahun.
"Tradisi berapa tahun di sini saya berjanji selama saya mampu dan ada umur saya janji ada ngagogo. Dalam arti menangkap ikan tanpa alat. Semua mengerti," kata Umuh ditemui di kediamannya di Tanjungsari, Kabupeten Sumedang, Sabtu (02/04/22).
Umuh menambahkan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk terimakasih kepada warga yang sudah menerima kehadiran di Tanjungsari, Kabupeten Sumedang.
Menurutnya, warga sekitar sangat menghargai kehadirannya, sehingga dia merasa nyaman tinggal di daerah tersebut.
"Ini bentuk bersyukur saya ke warga Ciluluk. Mereka semua menyayangi saya dan menjaga saya. Selama 16 tahun saya di Tanjungsari, saya tidak pernah kehilangan burung satu pun, padahal merpati banyak tapi tidak pernah kehilangan apapun. Ini bentuk kebaikan masyarakat pada saya," ucap Umuh.