3 Hal Penting di Balik 'Perang' Investcorp vs RedBird Berburu AC Milan
Pada bulan April lalu, mencuat kabar bahwa investor asal Bahrain tertarik membeli AC Milan dari Elliott Management.
Sontak, berita ini pun menyebar luas dengan cepat, apalagi menyangkut calon investor Timur Tengah yang membidik klub Italia - hal yang dianggap cukup menarik bagi beberapa kalangan penikmat sepak bola.
Yang bikin heboh lagi, nilai akuisisi yang ramai diberitakan konon katanya mencapai angka fantastis 1,1 miliar euro atau sekitar Rp15,5 triliun.
Sebelumnya, untuk memiliki AC Milan, pemilik sebelumnya yakni Li Yonghong harus menggelontorkan dana fantastis sebesar 740 juta euro atau lebih dari Rp12 triliun.
Selain Elliott Management, ia kabarnya juga berutang ratusan juta euro dari pinjaman dana di luar negeri.
Drama utang Li Yonghong pun berkesudahan usai Elliott Management dikukuhkan sebagai pemilik resmi AC Milan, dengan saham klub sebesar 99,93 persen pada 2018.
Meski Investcorp sudah sangat ramai dibicarakan dan memiliki prioritas dalam negosiasi dengan Elliott Managemant, belum ada kesepakatan apa pun yang berhasil dijalin oleh kedua belah pihak.
Sampai kemudian, muncul ‘pendatang’ baru dalam perburuan ini yakni RedBird Capital, yang membeli 10 persen saham Fenway Sports Group (FSG), pemilik Liverpool, kabarnya senilai 570 juta dolar AS tahun lalu.
RedBird Capital sendiri merupakan perusahaan asal Amerika Serikat yang juga pemilik klub Ligue 2 Prancis, Toulouse FC.
Kehadiran RedBird Capital ini tentu cukup mengancam eksistensi Investcorp dalam perburuan mereka mencaplok AC Milan dalam waktu dekat.