Blak-blakan Kurnia Meiga, Ini yang Bikin Persela Lamongan Degradasi ke Liga 2
Ya, kompetisi Liga 1 2021-22 harus digelar dengan sistem seri karena menyesuaikan dengan situasi pandemi virus Covid-19.
Maka dari itu, setiap tim bermain secara terpusat di beberapa stadion yang telah ditunjuk. Maka dari itu, Persela Lamongan juga tak bisa bermain di Stadion Surajaya.
Hal ini membuat kekuatan Persela yang datang dari tribun penonton, jadi kurang dan secara tidak langsung membuat para pemain jadi lemah, lantas terdegradasi.
Selain itu, menurut Kurnia Meiga, Persela Lamongan juga terlalu berani menurunkan pemain muda, tanpa ada bimbingan senior.
"Hubungan dengan suporter mungkin kurang dekat, sudah gitu banyak pemain muda," ungkap Kurnia Meiga di Tiento ID.
"Mungkin di Persela Lamongan kurang mengayomi, belum ada pembimbingnya."
Kurnia Meiga tak menampik jika pemain muda wajib diturunkan oleh tim Liga 1, tapi harus ada pemain senior yang jadi panutan.
"Kalau saya, harus ada regenerasi pemain muda, kalau pemain senior mungkin bisa diisi empat atau lima orang di dalam tim."
"Untuk pemain muda agar bisa mengontrol emosi, mengatur pemain muda, kan cocok pemain senior yang disegani, dihormati."
"Jadi kita butuh panutan juga, pembimbing, lebih ke sebagai kakak sih," pungkasnya.