Moncer Bareng Timnas Indonesia U-23 di SEA Games, Marc Klok Jadi Sorotan Media Malaysia
Kendati dirinya sempat kesulitan beradaptasi dengan gaya bermain timnas dan gaya kepelatihan Shin Tae-yong, namun Klok akhirnya bisa membangun chemistry untuk mewujudkan targetnya.
“Saya pikir saya memiliki awal yang lambat di sini, beradaptasi dengan gaya bermain, gaya kepelatihan, dan mengenal rekan satu tim saya,” ujar jebolan klub Eredivisie Utrecht ini.
“Tetapi dalam dua pertandingan grup terakhir, saya merasa terhubung dan saya berada di jalur yang benar untuk mewujudkan target saya,” lanjutnya
Lebih lanjut, The Star juga menguliti peran Marc Klok ketika berjuang bersama para pemain muda sekaliber Witan Sulaeman, 20, Egy Maulana Vikri, 21, Marselino Ferdinan, 17, dan striker Ronaldo Kwateh, 17.
Menurut media tersebut, peran Klok sebagai deep-lying playmaker di lini tengah justru membantu lini pertahanan Timnas Indonesia U-23.
Tentunya, peran ini cocok dengan tuntutan Shi Tae-yong untuk bekerja lebih keras dan disiplin tinggi dalam menghentikan serangan lawan sebelum mencapai pertahanan.
Yang jelas, Marc Klok ingin mengakhiri puasa medali emas SEA Games di cabor sepak bola yang sudah bertahan selama 31 tahun. Terakhir kali Timnas Indonesia keluar sebagai juara pada 1991 silam.
Hal tersebut selangkah lagi bisa dia dan rekan-rekannya wujudkan jika berhasil mengalahkan Thailand yang terhitung tim berat di kancah sepak bola regional.
“Saya tidak keberatan siapa yang kami hadapi selama kami menang. Itu hal terpenting dalam pertandingan knockout,” ujar Klok.
“Saya telah memenangkan empat Piala dalam karir saya. Dan semuanya dimulai dengan pola pikir dan keyakinan untuk memenangkannya.”
“Apa tujuan saya di Hanoi? Untuk menerima medali emas dan menjadi pemain terbaik turnamen. Kami harus selalu membidik yang setinggi mungkin.”