Keziah Veendorp, Kapten Timnas Belanda yang Bisa Jadi Tandem Elkan Baggott di Piala Asia
Secara eksklusif kepada INDOSPORT, Keziah Veendorp mengaku memiliki darah Indonesia yang mengalir di dalam tubuhnya.
Diceritakan bahwa salah satu keluarga besar dari Keziah Veendorp merupakan warga asli Maluku.
"Kakek saya dari Haria Saparua, sedangkan nenek saya dari Puerto Saparua. Tapi, ibu saya lahir di Belanda dan ayah saya juga. Mereka orang Belanda asli." ucap Keziah.
Keziah Veendorp karier sepak bola dengan memperkuat akademi sepak bola di Belanda. FVV Foxhol menjadi klub pertama Keziah, di mana ia bertahan kurang lebih satu musim yakni pada 2005-2006.
Setelah itu ia hijrah ke VV Hoogezand, sebelum akhirnya bergabung ke klub ternama Belanda, FC Groningen.
Bersama Groningen, Keziah bertahan selama kurang lebih delapan tahun. Pada 2016 lalu, ia pun akhirnya dipromosikan ke skuat senior FC Groningen.
Itu tak terlepas dari penampilan apiknya di tim muda FC Groningen U-19 dan U-23.
Saat itu, Keziah Veendorp merupakan salah satu pilar penting di tim muda Groningen. Selama kurang lebih tiga musim, Keziah mampu mengemas 1 gol dan 1 assist.
Catatan itu terbilang cukup baik untuk seorang pemain bertahan.
Penampilan itu yang membuatnya dipanggil ke Timnas Belanda U-17 beberapa waktu lalu, dan selalu menjadi pilihan utama saat tim muda Belanda bersaing di ajang Euro U-17 2014.
Bahkan di ajang tersebut, ketenangan Keziah Veendorp dalam menjaga lini pertahanan membuatnya dipercaya sebagai kapten tim dan membawa Belanda U17 menjadi runner up usai dikalahkan Inggris dalam partai final,
Sepanjang turnamen Euro U-17, Keziah Veendorp tak hanya tangguh dalam menghadang serangan lawan tapi juga mampu menyumbangkan 1 assist. Lagi-lagi, sebuah rekor cukup impresif buat pemain di posisi belakang.
Meski sempat gemilang di level timnas junior, namun sulitnya mendapatkan menit bermain di skuat utama Groningen, membuat Keziah akhirnya memilih hijrah ke klub Eredivisie lainnya, yakni FC Emmen pada musim 17/18.