Kisah Miris Atlet Israel yang Kebetulan Bertanding di Indonesia, Diawasi Ormas
Saat itu, pria yang akrab disapa Koh Rudy ini mengatakan bahwa menjadi tuan rumah Olimpiade itu berat karena harus menerima beberapa aspek yang tidak sesuai dengan kultur di Indonesia.
Di antaranya, Indonesia harus menerima kehadiran Israel, gender equality. Belum lagi dengan organisasi-organisasi masyarakat (ormas) yang bakal menginspeksi gelaran tersebut.
Mengenai ormas, Koh Rudy teringat pada gelaran Kejuaraan Bulutangkis Dunia 2015 di mana ada pemain Israel yang ambil bagian yakni Misha Zilberman.
Blum ditambah ormas2 lagi.. lengkap.😄... gua msh ingat di WC 2015 dimana ada pemain Israel, kita ditelpon dan org FPI datang dan nonton di Istora..
— Rudy R. ( IG: rudy671367) (@RudyRoedyanto) November 4, 2020
Saat itu, pihak PBSI sempat mendapatkan telepon dari salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, yakni FPI.
Perwakilan ormas tersebut bahkan datang dan menonton jalannya pertandingan Misha Zilberman di Kejuaraan Bulutangkis Dunia yang digelar di Istora Senayan.
Perjuangan Misha Zilberman untuk datang ke Indonesia saja sudah cukup sulit. Izin masuk atlet berusia 32 tahun ini ke Indonesia sempat ditolak sehingga terlunta-lunta di Singapura.
Setelah BWF turun tangan langsung meski lewat proses rumit, Misha Zilberman baru bisa menginjakkan kakinya di Indonesia malam sebelum pertandingan.
Namun dia langsung tersingkir di babak pertama usai dikalahkan pebulutangkis Chinese Taipei, Hsu Jen Hao, dua set langsung 14-21, 14-21, pada Selasa 11 Agustus 2015.
Pebulutangkis berperingkat 47 dunia ini juga mengeluhkan tidak adanya bendera Israel di arena Istora Senayan bersama bendera para negara peserta lainnya.
Dirinya mendapat perubahan jadwal pertandingannya secara mendadak menjadi lebih awal dengan alasan keamanan.