Negosiasi Mohamed Salah Buntu, Liverpool Berisiko Ulangi Kisah Lama
Melansir dari situs Mirror, situasi kontrak Mohamed Salah saat ini masih menjadi masalah bagi Liverpool, meskipun tidak tampak adanya urgensi untuk menangani masalah tersebut.
Menurut Mirror, Liverpool harusnya belajar dengan kesalahan sebelumnya saat Georginio Wijnaldum pergi ke Paris Saint-Germain sebagai pemain bebas transfer.
The Reds seharusnya tidak membiarkan permasalahan dengan Mohamed Salah ini terus berlarut-larut hingga memasuki akhir tahun kontraknya.
Pemain peraih Golden Boot 2022 itu memiliki kontrak dengan Liverpool yang akan berakhir pada tahun 2023. Sedangkan Mo Salah ngotot untuk tetap bertahan di Anfield.
Tetapi negosiasi itu terlah berlangsung selama berbulan-bulan tanpa menemukan sebuah konklusi. Jika hal ini terus berlarut, Liverpool bisa saja akan mengalami kerugian seperti saat melepas Mane dan Wijnaldum.
Georginio Wijnaldum meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2020/2021 setelah ia memilih untuk tidak memperbaharui kontraknya.
Berdasarkan dari data Transfermarkt, Wijnaldum memiliki nilai 27 juta poundsterling pada saat itu, tetapi kepergiannya sebagai bebas agen jelas menjadi kerugian bagi Liverpool.
Situasi tersebut sejatinya mirip dengan kasus Mohamed Salah saat ini, akan tetapi Liverpool berisiko kehilangan 81 juta poundsterling.
Kasus Mohamed Salah ini kemudian membuat mantan gelandang Tottenham Jamie O’Hara angkat bicara. Ia menuduh pemilik Liverpool membiarkan prospek Salah pergi sebagai agen bebas menjadi kenyataan.
“Dia akan memasuki tahun terakhir kontraknya, masih belum menandatangani kontrak baru,” ungkap Jamie O’Hara melalui talkSport.
“Sekarang Salah bisa pergi dengan gratis. Liverpool telah menetapkan tolok ukur bagaimana melakukan bisnis sebagai klub speak bola dan mereka melakukannya dengan cemerlang.”
“Tapi mereka harus menyelesaikan ini karena Mo Salah bisa pergi secara gratis,” tutupnya.