Denis Zakaria: Transfer Tepat Chelsea atau Bakal Jadi Saul Niguez Jilid 2?
Sejak datang di pertengahan musim 2021/22 ke Juventus, Denis Zakaria total hanya memainkan 15 penampilan di segala ajang, dengan sumbangan 1 gol dan 1 assist.
Minimnya penampilan itu karena dua sebab, yakni ketidakcocokannya dengan taktik Juventus di bawah Massimiliano Allegri dan faktor cedera.
Selama 6 bulan di Juventus, Zakaria harus absen selama 39 hari akibat cedera, yang membuatnya harus menepi dari 8 pertandingan Bianconeri.
Hal ini pun sudah menjadi alarm bagi Chelsea. Apalagi dengan rentan cederanya para gelandang The Blues seperti N’Golo Kante, Mateo Kovacic, dan Ruben Loftus-Cheek.
Terlepas dari faktor cedera itu, bagaimana dengan statistik Zakaria? Apakah gaya bermainya tepat bagi Chelsea dan Thomas Tuchel?
Melansir dari FBRef, Zakaria biasa menempati posisi gelandang bertahan dan gelandang tengah. Sayangnya, catatan yang ia miliki dalam 365 hari terakhir cukup memprihatinkan.
Sebagai gelandang tengah, Zakaria rata-rata melepaskan 43,31 operan per 90 menit dengan akurasi 87,7 persen. Nilai ini lebih rendah dari gelandang Chelsea lainnya yang rata-rata melepaskan 60 hingga 70 operan per 90 menit dan akurasi di atas 90 persen.
Belum lagi dengan gaya bertahan Zakaria. Tercatat, ia merupakan pemain yang pasif dalam melakukan Pressing, dengan catatan hanya 15,75 kali per 90 menit.
Lagi-lagi nilai ini kalah dari gelandang Chelsea lainnya yang punya rata-rata 18 hingga 25 kali Pressing ke lawan per 90 menit.
Satu keunggulan Zakaria hanya pada kemampuannya mencetak gol. Untuk poin ini, ia unggul dengan rata-rata 0,13 Non-Penalty Goals per 90 menit.
Keunggulan ini seakan menutupi kekurangan Chelsea yang kekurangan Goal Threat dari lini keduanya selama ini dari trio Kante, Jorginho dan Kovacic.
Namun keunggulan itu tak lantas membuat Zakaria bisa menjadi pilihan utama Tuchel. Sehingga besar kemungkinan dirinya hanya akan jadi Saul Niguez jilid 2 di Stamford Bridge.