INDOSPORT.COM - Pelatih asal Brasil, Stefano Cugurra Teco, turut bereaksi atas kabar fasilitas Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, yang dibakar penonton. Aksi dilakukan karena penonton kecewa pertandingan Persiraja Banda Aceh melawan PSMS Medan di Liga 2 batal digelar.
Laga Persiraja melawan PSMS sangat ditunggu-tunggu masyarakat Sumatera Utara dan Aceh. Laga ini sarat akan gengsi dan kerap berlangsung dalam tempo tinggi.
Para penggemar sepak bola Aceh pun berbondong-bondong ke Stadion H. Dimurthala, Senin (05/09/22), untuk menyaksikan laga perdana Persiraja di Liga 2 2022.
Para penonton yang mayoritas pendukung Persiraja tak peduli ketika harga tiket tergolong mahal untuk sekelas laga Liga 2. Tiket dijual mulai Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.
Dari kubu PSMS Medan, hadir Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, yang berangkat langsung ke lokasi. Mantan ketua umum PSSI ini sudah berada di tribun VIP.
Ketika semangat sudah meninggi, penonton dibuat kesal dengan padamnya lampu stadion, sekitar 6 menit jelang laga dimulai. Setelah ditunggu-tunggu, perbaikan lampu tak kunjung membuahkan hasil.
Para penonton yang kesal mulai merangsek ke lapangan. Mereka membakar fasilitas stadion, seperti jaring gawang, papan iklan hingga bench pemain.
Kabar keributan yang terjadi di Banda Aceh dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Hanya dalam hitungan jam, semua sudah tahu kejadian ini, termasuk Stefano Cugurra Teco yang ada di Bali.
Teco menyayangkan adanya aksi bakar-bakar fasilitas stadion ini. Ia tidak tahu mengapa fasilitas lampu di markas Persiraja bisa tak hidup.
"Kita tidak terlalu tahu kenapa bisa mati lampu di dalam stadion. Seharusnya semua sudah lebih siap. Tidak tahu ada masalah apa, atau dengan listrik di sana," kata Teco, Selasa (06/09/22).
Teco kaget dengan reaksi yang dilakukan para penonton. Aksi bakar-bakar fasilitas stadion ini menurutnya bukan solusi ketika ada masalah dengan penerangan stadion.
Pelatih berlisensi CBF Pro ini khawatir dengan citra sepak bola Indonesia di mata internasional andai aksi ini menyebar ke negara-negara lain.
"Reaksi dari suporter menurut saya juga kurang bagus buat berita dari sepak bola Indonesia ke luar negara. Ketika ada masalah seperti ini, pasti ini menjadi berita kurang bagus buat sepak bola Indonesia," tutur Teco.