Bawa Tim Kecil ke Papan Atas Liga Italia, Pelatih Kacangan Ini Geser Allegri di Juventus?
Di periode keduanya bersama Juventus, Massimiliano Allegri kerap dianggap miskin taktik dan enggan membuat timnya bermain menyerang.
Hasilnya I Bianconeri hanya mampu memenangi satu pertandingan saja dari enam pekan terakhir di Liga Italia.
Sebaliknya, Andrea Sottil senang dengan pendekatan agresif. Pakem 3-5-2 yang diterapkannya di Udinese bukan untuk mempertebal pertahanan, melainkan untuk mengakomodasi niatannya mencetak gol sebanyak mungkin.
Udinese saat ini jadi tim pemuncak di Liga Italia dalam urusan Expected Goals (xG). Mereka memiliki nilai +5,37 disusul oleh Lazio (+4,36) dan juga Spezia (+2,52).
Sementara itu Juventus memang masih bisa mencatatkan xG positif namun nilai +0,88 milik mereka sama sekali tidak bisa dibandingkan.
Tidak heran jika Juventus saat ini menjalani salah satu awal musim terburuk mereka sepanjang sejarah saat Udinese justru sebaliknya.
3 e 4 - Juventus failed to win in all the first 4 away games of the season for the first time since 1997/98 and failed to win in all the first 3 away matches of a Serie A campaign for the first time since 1993/94. Astray. pic.twitter.com/AWvFP5O1Zv
— OptaPaolo 🏆 (@OptaPaolo) September 19, 2022
"Saya punya filosofi tersendiri dalam sepak bola yakni bermain agresif dan dengan determinasi tinggi siapapun lawannya. Udinese paham ini dan punya tim yang cocok," beber Sottil.
"Selama beberapa tahun saya pernah bermain untiuk klub ini. Saya tahu betul Udinese adalah kesebelasan besar," tambah pria yang ikut membantu Udinese menjuarai Piala Intertoto 2000 tersebut.
16 - Udinese have matched their best #SerieA start: 16 points gained in the first seven games played, as in 2000/01. Wild.#UdineseInter pic.twitter.com/VlJ6aKbPJa
— OptaPaolo 🏆 (@OptaPaolo) September 18, 2022
Walau punya laju baik, Andrea Sottil hanya punya kontrak jangka pendek hingga Juni 2023 bersama Udinese.
Hal ini bisa membuat Juventus atau tim Liga Italia manapun untuk merebutnya pada musim depan.