Mengenang Hari Kedatangan Arsene Wenger ke Arsenal yang Mengubah Liga Inggris
Tidak cuma urusan perut, revolusi Arsene Wenger di Arsenal juga tampak dalam bentuk penerapan taktik.
Di dekade 90-an formasi 4-4-2 adalah pakem semua tim Liga Inggris dan Wenger pun menyukainya namun tidak lantas ia begitu kaku sehingga enggan merubah apapun.
Pria kelahitan Strassburg itu adalah salah satu manajer pertama yang membawa 4-3-3 dengan sentuhan umpan-umpan pendek ke negeri Ratu Elizabeth.
Gaya kick-and-rush yang masih mendominasi kasta teratas Inggris membuat metode Wenger di Arsenal semakin terlihat mencolok.
Seolah Wenger ingin menunjukkan jika ia paham filosofi klubnya yang terkandung dalam slogan 'victoria concordia crescit' atau 'kemenangan datang dari keharmonisan'.
Hasilnya Arsenal meraih segunung sukses di bawah asuhannya. Total 17 trofi ia raih di ibu kota termasuk 3 Liga Inggris dan 7 Piala FA.
Yang paling memukau adalah gelar Liga Inggris dimusim 2003/2004 dimana The Gunners menjadi kampiun tanpa sekalipun kalah dan kemudian dijuluki sebagai 'The Invincible'.
Walau penghujung kariernya di Arsenal ada banyak sekali hambatan termasuk puasa gelar Liga Inggris selama nyaris 15 tahun namun figur Wenger tetaplah yang terpenting dalam sejarah klub dengan warna kebesaran merah dan putih tersebut.
Tanpanya, Arsenal mungkin tidak akan punya salah satu stadion modern nan megah pertama di dunia kala Emirates Stadium dibangun di 2006 lalu.
Saat tim semakin tidak seimbang setelah kepergiannya pada 2018, banyak fans yang akhirnya sadar jika mungkin krisis mereka bukan salah Arsene Wenger namun Sang Professor diyakini tidak menyimpan dendam untuk semua cacian yang ia terima sebelum mundur karena Arsenal adalah cinta sejatinya.