3 Efek Terburuk Tragedi Stadion Kanjuruhan untuk Timnas Indonesia
Piala Asia sat ini adalah kompetisi tertinggi yang realistis untuk dikejar oleh timnas Indonesia dan hebatnya tiket untuk ikut serta di dua level sekaligus, senior dan U-20, mampu didapatkan.
Semuanya berkat jasa Shin Tae-yong. Meski kerap diragukan namun pelatih asal Korea Selatan tersebut justru bisa membuat pembuktian besar.
Jalan terjal ia lalui di kedua perjuangan tersebut. Di level senior, timnas Indonesia tergabung dalam grup sulit bersama Yordania, Kuwait, dan juga Nepal untuk kualifikasi putaran ketiga.
Tak disangka kelolosan sebagai salah satu runner-up terbaik bisa didapatkan Merah-Putih. Kendati kalah dari Kuwait di laga pertama namun dua rival lain bisa mereka kandaskan.
Sukses tersebut mengakhiri penantian 15 tahun timnas Indonesia untuk kembali ke Piala Asia. Edisi 2007 adalah kali terakhir mereka bisa ikut serta dna itupun via jalur tuan rumah.
Sementara itu timna Indonesia U-20 juga tidak kalah heroik walau lawan-lawan yang dihadapi di kualifikasi yakni Vietnam, Timor Leste, dan Hong Kong dinilai masih sepadan.
Akan tetapi dengan hanya ada satu garansi tiket, sapu bersih di tiga pertandingan jadi wajib hukumnya. Masalahnya di era Shin Tae-yong belum ada satupun kemenangan yang bisa diraih melawan Vietnam.
Ajaibnya Garuda Muda justru bisa menang dramatis atas The Golden Star Warriors di matchday terakhir. Sempat terlibat salin kejar, Marselino Ferdinan dan kolega unggul 3-2 saat peluit panjang dibunyikan.
Maka dari itu sangat disayankan jika nantinya tiket untuk ke Piala Asia dan Piala Asia U-20 2023 harus hangus karena insiden yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan para pemain.
Padahal sama sekali mereka belum merasakan buah utuh dari kerja keras mereka selama ini.